Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

39 Orang Masih Hilang, BMKG Imbau Pengungsi Gempa Cianjur Waspadai Longsor dan Banjir Bandang

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati imbau pengungsi gempa Cianjur mewaspadai potensi longsor dan banjir bandang.

zoom-inlihat foto 39 Orang Masih Hilang, BMKG Imbau Pengungsi Gempa Cianjur Waspadai Longsor dan Banjir Bandang
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah warga beraktivitas di tenda pengungsian yang didirikan di tengah sawah, di Kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Sebanyak 111 warga terdampak gempa bumi Cianjur berkekuatan 5.6 magnitudo pada Senin 21 November 2022 lalu, terpaksan mengungsi di tenda terpal seadanya.

“Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin,” ujarnya.

Dwikorita menambahkan banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat gempa ini lantaran bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.

Ia meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi.

Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

“Untuk sementara jangan memaksa kembali ke rumah jika bangunan rusak atau retak-retak. Apalagi hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 kali gempa susulan, dengan tinggi getaran terbesar mencapai 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo,” ujarnya.

Dwikorita meminta warga untuk tetap tenang dan waspada serta tidak serta-merta mempercayai informasi atau berita tidak jelas asal-usulnya.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG,” katanya.

Sejak kejadian, BMKG terjun ke lokasi bencana bersama BPBD Cianjur melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat yang terdampak.

Tim survei BMKG lanjutnya terus melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta mikrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved