Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat Cair di Tanah Air

KTT G20 dengan format tatap muka telah diadakan di Bali pada 15 dan 16 November 2022. Indonesia sebagai tuan rumah menjadi simbol pemulihan ekonomi

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Achmad Firdaus H SIP MA IR, alumnus HSE Moscow Rusia dan Bagian Kerja Sama dan Kemitraan (World Class University) Unhas 

Achmad Firdaus H SIP MA IR

Alumni HSE Moscow, Rusia dan Bagian Kerja Sama dan Kemitraan (World Class University) Unhas

KTT G20 dengan format tatap muka telah diadakan di Bali pada 15 dan 16 November 2022.

Indonesia sebagai tuan rumah menjadi simbol pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.

Pertemuan pemimpin negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.

Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.

China atau Tiongkok adalah sekutu dekat Rusia dan mengenai agresi Rusia ke Ukraina, Beijing tidak mau ikut campur dengan urusan di Eropa timur namun punya hubungan "tanpa batas" dengan Moskow.

Dalam KTT G20 Summit di Bali pun, menjadi ajang pertemuan penting dunia, berkat kegigihan dan persiapan yang matang serta dari tuan rumah Indonesia yang menyukseskan event internasional ini.

Pertemuan Xi Jinping dan Joe Biden ini akan menjadi tolak ukur apakah hubungan kedua superpower dunia akan anjlok atau membaik.

Baca juga: Kebimbangan Indonesia di G20

Pertemuan ini pula berpotensi untuk menjadi pertemuan bersejarah, sejak Joe Biden terpilih menjadi presiden tahun lalu.

Walaupun dari kalangan pakar Hubungan Internasional  banyak yang pesimis pertemuan itu akan mendatangkan hasil yang diinginkan oleh kedua negara.

Dari liputan media mainstream yang meliput pertemuan pemimpin kedua negara adidaya ini, menilai nada suara Xi Jinping terlihat bersahabat dan berusaha mengingatkan Joe Biden bahwa lebih baik kedua negara membina hubungan yang baik.

Namun, gestur yang dilakukan oleh Joe Biden ini tidak yakin bisa atau mampu menangkap bola untuk berhubungan baik.

Dalam pertemuan semi tertutup ini, Joe Biden memberikan kata-kata terlebih dahulu, kurang lebih sebagai formalitas yang mengatakan bahwa kerjasama dibutuhkan dalam bidang lingkungan, perdagangan dsb yang harus diperbarui.

Kemudian, Xi Jinping memberikan lebih "blak-blakan" soal status hubungan mereka sekarang ini.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved