Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Memilih Damai

Yang Berani Capres dari Luar Jawa Harus Didukung

Pengamat mengajak masyarakat mendukung tokoh luar Pulau Jawa yang berani maju dalam Pilpres 2024.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/FAQIH IMTIYAAZ
Diskusi politik bertajuk “Memilih, Damai-Masihkah Berlaku The Iron Law of Indonesia Politics Jawa Adalah Kunci pada Pemilu 2024?” di Aula Prof Dr M Syukur Abdullah Fisipol Unhas, Tamalanrea, Makassar, Senin (14/11/2022). Diskusi yang dipandu Paramitha Soemantri dan Editor in Chief Tribun Timur Nur Thamzil Thahir ini menghadirkan Pengamat dan konsultan politik Hasan Nasbi, Guru Besar UIN Alauddin Prof M Qasim Mathar, Dosen Sosiologi Politik Unhas M Iqbal Latief, dan Dosen Universitas Indonesia Panji Anugrah Permana. 

"Makanya orang yang berkultur Jawa, beretnis Jawa, tidak hanya di Pulau Jawa. Kayak di Lampung itu mayoritas Jawa, 62 persen itu Jawa. Di Sumatera Utara juga, di Kalimantan Timur juga," ujar Hasan.

"Beda Sunda yang banyak terkonsentrasi di Jawa Barat. Sulsel juga berdifusi kemana-mana utamanya di Indonesia timur dan Kalimantan," lanjutnya.

Hasan Nasbi mengakui ikatan kultur etnis Jawa sangat kuat.

Hal ini disebabkan kompleksitas budaya Jawa dalam menjalani kehidupan.

Kekuatan etnis ini pun dinilai bisa mempengaruhi suara.

"Hebatnya Jawa menurut saya ikatan identitas kultural. Budaya Jawa kompleks sekali, apapun mengenai aturan hidup ada. Menentukan tanggal, jodoh ada rumusnya, termasuk juga menentukan pemimpin. Pemikiran politik Jawa itu ada," jelas Hasan.

"Makanya orang Chinese di Jawa jadi orang Jawa. Makanannya Jawa, bahasanya Jawa.

Beda di Kalimantan, bisa bahasa Mandarin. Begitu kuatnya kultur itu, di Jawa-kan," lanjutnya.

Hasan pun mencontohkan sebaran suara pada Pemilu 2024.

Jokowi sebagai etnis Jawa berhasil menang di daerah seperti Jateng, Jatim hingga Lampung.

Namun, Jokowi tumbang di Jabar yang mayoritas etnis Sunda.

"Dalam konteks nasional, Jokowi di Jabar tidak berdaya, tapi di Jateng, Jatim, Yogya menang besar. Di Lampung juga menang besar. Kalau kita baca data berarti ada kecenderungan etnisitas itu ada," tutup Hasan.

Dosen Universitas Indonesia, Panji Anugrah Pramana menyinggung soal politik etnis.

"Dari sisi etnis memahami data statistik 40 persen lebih sebagai populasi, Sunda 15 persen dan sisanya etnis yang kategori 0-3 persen," ujar Panji

"Di Indonesia kategori etnis sangat banyak, seorang ilmuwan meneliti etnis ada 1.072 kategori etnis," lanjutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved