Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Kebimbangan Indonesia di G20

UPAYA diplomasi Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai tuan rumah KTT G20 terhadap konflik Ukraina dan Rusia dalam hitungan hari.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Achmad Firdaus H SIP MA IR 

PBB hanya  melakukan upaya kampanye dengan menyuarakan hentikan peperangan.

Selain itu, PBB hanya secara mutlak menyalahkan Rusia atas invasi ini tanpa melihat campur tangan Amerika Serikat.

PBB akhirnya menangguhkan keanggotaan Rusia di dewan HAM PBB yang membuat Rusia mengundurkan diri.

Langkah untuk diplomasi terhadap kedua negara tersebut dianggap tepat karena melindungi Indonesia dari ancaman kedua belah pihak, yaitu Uni Eropa dan Rusia.

Perlu diingat bahwa Amerika Serikat tidak akan setuju dan akan memutus kerjasama dengan Indonesia apabila Rusia hadir dalam KTT G20.

Di sisi lain, apabila tidak menghadirkan Rusia demi keinginan Amerika Serikat, maka Rusia juga akan memutuskan hubungan bilateralnya dengan Indonesia dan menarik ‘menu’ alutista yang sudah lama harmonis.

Penyebab Sebenarnya Putin Tak Hadiri KTT G20 Bali Terungkap, Momen Amerika dan China

Keadaan tersebut semakin rumit mengingat Amerika Serikat dan Rusia sebagai negara adidaya. 

Dengan demikian, bagai pisau bermata dua, Indonesia harus dapat terus menjalin hubungan baik dengan kedua negara tersebut.

Dalam konferensi KTT G20 seakan tergerak atas kondisi yang terjadi. 

Selain itu, Presiden Joko Widodo tidak hanya membahas mengenai G20 dalam segi perekonomian sekarang global tetapi juga membahas dampak dari konflik berkepanjangan.

Konflik kedua negara tersebut sangat berdampak bagi aspek ekonomi dan ketahanan pangan bagi negara-negara lain termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia tergerak untuk melakukan diplomasi untuk mencegah kemungkinan terburuk yang akan terjadi sebagai dampak dari konflik Ukraina dan Rusia.

Joko Widodo selaku Presiden Indonesia melakukan upaya diplomasi terhadap Ukraina dan Rusia  adalah sebagai bentuk respon dan tindakan terhadap berlangsungnya struktur politik internasional.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya konflik antara Ukraina dan Rusia serta pernyataan Amerika Serikat selaku anggota Uni Eropa  dan sekutu Ukraina yang tidak setuju jika Rusia hadir di dalam KTT G20.

Indonesia diharuskan memiliki respon  dan  tindakan  cepat mengingat Amerika Serikat dan Rusia merupakan negara superpower yang saling berebut kekuasaan dunia.

Apabila Indonesia tidak melakukan upaya diplomasi, maka Indonesia berpotensi untuk mendapatkan ancaman dari kedua belah pihak serta mendapatkan cap yang gagal sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved