IKA Unhas Makassar dan Yayasan Anak Rakyat Hadirkan Pius Lustrilanang dalam Bedah Buku Aldera
Buku Aldera ini ditulis oleh Teddy Wibisana, Nanang Pujalaksana, dan Rahadi T Wiratama.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
Dia seorang aktivis dan politisi.
Nama Pius sempat populer pada akhir tahun 90-an, ketika dia melapor ke Komnas HAM tentang penculikan dan penyekapan yang dialaminya selama dua bulan, yang dilakukan oleh orang-orang tak dikenal.
Hal itu kemudian Pius Lustrilanang ceritakan dalam buku Aldera, khususnya pada halaman 13.
Tertulis kalau tiga bulan menjelang kejatuhan Soeharto, Aldera mendapatkan berita mengejutkan.
Sekjen Aldera Pius Lustrilanang diculik di pintu keluar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Senin, 2 Februari 1998.
Masa itu adalah saat sebelum kejatuhan Presiden Soeharto, yang diwarnai kegaduhan politik dan keamanan.
Banyak terjadi peristiwa penculikan dan kasus orang hilang.
Sebagai seorang aktivis, Pius juga pernah tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Indonesia untuk Amien dan Mega (SIAGA).
Begitu kerasnya tekanan yang dialaminya sehingga dia pergi ke Belanda untuk menghindari terulangnya kejadian buruk menimpanya kembali.
Kini, Pius Lustrilanang menjabat sebagai anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.(*)