Polisi
Hafalan 30 Juz Antarkan Aku Jadi Polisi, Kisah Hafidz Quran di Makassar yang Kini Berseragam Brimob
Saat itu, ia mengeyam pendidikan di Pesantren Darul Istiqomah, setara SMP untuk jenjang pendidikan formil di Indonesia.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Muh. Irham
Dan alhasil, ia dinyatakan lolos seleksi sebagai anggota Polri.
"Dan alhamdulillah mengikuti pendidikan pembentukan Polri di SPN Batua," ucapnya.
Di SPN Batua, Uga dan Casis lainnya pun digembleng untuk menjadi Bhayangkara sejati.
Mulai dari latihan fisik, mental hingga akademik dan kerohaniaannya dipacu dalam penggemblengan itu.
"Setelah pelantikan kembali penampungan di Polda Sulsel selama 5 bulan dan alhamdulillah dapat penempatan Brimob Polda Sulsel," terang alumni SDN Komplek IKIP Makassar ini.
Setelah mendapat penempatan Brimob, Bripda Uga pun mengikuti pelatihan dan pendidikan dasar Brimob selama tiga bulan di Batalyon B Pelopor Parepare.
"Alhamdulillah sekarang sudah berdinas di Batalyon A Pelopor Pa'baeng-baeng Makassar," sebutnya.
Rutinitas keseharian Uga sama dengan personel Brimob Polda Sulsel lainnya.
Seperti mengikuti apel, latihan, siaga, olahraga pagi-siang.
"Dan tidak lupa juga untuk sering-sering mengulang hafalan quran dan sholat lima waktu," terangnya.
Di tengah kesibukan, Uga tetap mengasah kemampuan hafalan Alquran sebagai seorang hafidz.
Sebab kata dia, perlu adanya konsistensi menjaga hafalan dengan terus membaca Alquran tiap harinya.
"Menjaga konsistensi hafalan itu bukan waktu dan pekerjaan yang mudah karena memerlukan konsistensi yang tinggi," ungkap Uga.
"Seperti misalnya kita sendiri yang membuat program seperti misalnya 1 juz sehari agar lebih memperlancar hafalan dan yang terpenting jaga akhlak kepada guru dan berbakti terhadap orang tua," imbuhnya.
Cara menjaga hafalan Alquran Uga itu, juga mendapat dukungan penuh dari komandannya, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Satbrimob Polda Sulsel, Kompol Mursalim.