Polisi Tembak Polisi
Firasat Tak Biasa Tante Brigadir J di Depan Jenazah Keponakannya, 'Buka Pakaian di Jenazah Saya'
Roslin yakin saat jenazah Brigadir J ada di sampingnya, roh Brigadir J berbicara lewat tanda-tanda di tubuhnya, agar ia membuka pakaian Brigadir J.
TRIBUN-TIMUR.COM - Roslin Emika Simanjuntak, tante atau Inang Uda Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, menceritakan seolah bagaimana Brigadir J memberi tanda padanya membuka pakaian untuk melihat kejanggalan atas kematian keponakannya itu.
Hal itu diceritakan Roslin Emika Simanjuntak di Kompas TV.
Dengan menangis, Roslin yakin saat jenazah Brigadir J ada di sampingnya, roh Brigadir J berbicara lewat tanda-tanda di tubuhnya.
Agar ia membuka pakaian jenazah Brigadir J.
Meskipun kata Roslin sejak awal, polisi yang mengantar jenazah melarang membuka peti jenazah Brigadir J dan disepakati hanya membuka bagian atas jenazah saja.
Namun karena tanda-tanda di tubuh Brigadir J yang seakan berbicara kepadanya kata Roslin, ia dan keluarga akhirnya membuka pakaian jenazah Brigadir J.
Hingga akhirnya menemukan kejanggalan dimana banyak luka di tubuh almarhum.
Dari sanalah, kata Roslin, semakin menguatkan keluarga bahwa kematian Brigadir J bukan karena baku tembak tapi dibunuh secara sadis.
Roslin menceritakan pada jam 10 tanggal 10 Juli, ia berdoa di samping jenazah dan disitulah tante Yosua yang lain melihat darah segar di jari almarhum.
Ingin memastikan Roslin lalu mengangkat jari prian (nama panggilan sayang Yosua) dan kaget karena jarinya terlihat pendek sudah hampir putus.
Bekas tembakan juga peluru juga tampak di jari almarhum.
Keanehan lain juga di rasakan Roslin yang melihat badan almarhum melemah dan luwes.
Padahal katanya jenazah Brigadir J lazimnya sudah kaku karena sudah dua hari meninggal dan diformalin.
Dengan kondisi jenazah yang tiba-tiba luwes dan lentur, Roslin mengaku takjub dan merasa sebuah tanda bahwa Brigadir J ingin berbicara kepadanya dengan tanda-tanda itu.
Bahkan kakinya yang bengkok bisa lurus lagi. Tangannya yang terbujur kaku lurus, bisa dilipat di dada Saat itu katanya ia menangis bersama Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak.
Mereka lalu membuka baju almarhum, di situlah terlihat semakin banyak luka. Semakin banyak lobang ditemukan.
Memar di sebelah kiri kanan perutnya. luka tembakan lagi di dekat ketiaknya. Luka di leher, bekas sayatan dan jahitan.
Padahal saat jenazah mendiang tiba baju yang dikenakan sampai leher, gak bisa dibuka, keluarga sampai harus menggunting untuk bisa mengecek kondisi tubuh Yosua.
