Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspada Gagal Ginjal

Waspada! Lima Anak di Sulsel Meninggal Dunia Diduga Gagal Ginjal Akut, Tiga Masih Dirawat

Sebanyak delapan anak di Sulsel diduga mengalami gagal ginjal akut, lima di antaranya meninggal dunia.

Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/WAHYUDIN
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rosmini Pandin saat memberi keterangan di salah satu gedung di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Senin (24/10/2022). Sebanyak delapan anak di Sulsel diduga mengalami gagal ginjal akut. 

Saat ini, pihaknya masih melakukan proses penyelidikan dengan stakeholder terkait.

"Penyebabnya belum jelas. Sebagian karena auto imun, ini ada 120 item pertanyaan. Kita masih olah datanya," ujarnya. 

241 Kasus di Indonesia

Jumlah kasus gagal ginjal akut pada balita dan anak di Indonesia telah ditemukan di 22 provinsi dengan total mencapai 241 kasus.

Temuan ini berdasarkan data yang disinkronisasikan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Jadi sekarang sudah di 22 provinsi ya gangguan ginjal akut ini kalau berdasarkan data yang kita sinkronisasi dengan Kemenkes, ada 241 kasus total," ujar dr. Piprim.

Sedangkan terkait tren kasus ini cenderung tinggi pada Oktober ini, yakni mencapai 110 kasus gagal ginjal akut.

"Ini jadi menyebar di seluruh Indonesia, dengan tren berdasarkan pelaporan itu Oktober paling banyak dilaporkan 110 (kasus)," jelas dr. Piprim.

Kendati demikian, kata dia, tingginya temuan kasus gagal ginjal akut pada anak untuk periode Oktober ini 'belum tentu mengindikasikan' adanya tren lonjakan.

"Belum tentu kasusnya melonjak, tapi bisa jadi baru terlaporkan di Oktober," kata dr. Piprim.

Sementara itu, terkait kelompok usia yang mengalami kondisi ini didominasi oleh usia 1 hingga 5 tahun.

Meskipun ada pula pasien yang memiliki rentang usia remaja yakni antara 11 hingga 18 tahun.

"Sedangkan jumlah kasus berdasarkan kelompok usia, ini konsisten di 1 sampai 5 tahun ya yang paling banyak, yang 11 sampai 18 tahun ada juga," pungkas dr. Piprim.

Diduga karena Keracunan

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim B Yanuarso menjelaskan alasan mengapa para tenaga medis saat ini mencurigai etilen glikol (EG) sebagai zat berbahaya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved