Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengawasan Mutu Obat Indonesia Lemah

Epidemiologi dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menilai pengawasan obat-obatan di Indonesia menurun.

TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR
Pegawai rumah sakit menyeleksi obat-obatan di RS Mitra Manakarra Mamuju, Jl Pongtiku, Mamuju, Sulbar, Kamis (21/1/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Epidemiologi dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menilai pengawasan obat-obatan yang dikeluarkan di era pandemi Covid-19 cenderung menurun mutu dan kualitasnya.

Menurutnya, pengawasan atau quality control di Indonesia perlu menjadi perhatian bersama meskipun menjadi tanggung jawab Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) dan pemerintah.

“Kejadian ini merujuk misalnya dari beberapa informasi dan data per bulan Januari 2022 telah ada kasus gagal ginjal akut,” kata Dicky, Jumat (21/10/2022).

Dicky mengatakan produk obat jenis sirup yang mengandung cemaran 'etilen glikol' dan 'dietilen glikol' sudah dikeluarkan sejak era pandemi covid-19 atau bisa jadi produk dikeluarkan saat era pandemi.

Dokter lulusan Universitas Padjadjaran mengajak apoteker agar meningkatkan peran untuk mengedukasi masyarakat dalam memahami literasi soal obat-obatan.

“Kita harus lihat obat-obat yang dikonsumsi masyarakat beli sendiri atau apa. Health Seeking behavior masyarakat kita seperti apa. Setidaknya memperkuat fungsi apoteker dalam konsumsi obat untuk edukasi,” kata Dicky.

“Jadi apotek jangan hanya cuma menjual obat saja tapi harus ada edukasi,” ujar praktisi senior Global Health Security tersebut.

Peningkatan peran apoteker dan apotek kata Dicky kaitannya dengan upaya perbaikan sistem kesehatan di dalam negeri yang dinilai lemah.

Menurut Dicky, munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia adalah suatu contoh dari buruk dan lemahnya sistem kesehatan.

Ada juga kaitan dengan produksi dan distribusi obat serta pengawasannya.

“Ini jadi intropeksi karena ini mahal pelajarannya. Perbaikannya bukan hanya respon sistemnya dan layanan deteksi dini tapi bicara juga literasinya, pengawasan seleksi di setiap jenjang harus diperankan dan dilaksanakan dengan baik,” urai Dicky.

Dia menambahkan bahwa sekarang saatnya semua pihak melindungi masyarakat karena sekarang ini benar-benar situasi memprihatinkan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved