Inovasi
Pemuda Asal Pinrang Ciptakan Alat Pengubah Sampah Plastik Jadi Bensin, Solar dan Minyak Tanah
Ide Yusuf itu dimulai tahun 2017 saat menjadi mahasiswa di Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Kelautan.
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Muh. Irham
PINRANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang pemuda asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Yusuf menciptakan alat untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Ide Yusuf itu dimulai tahun 2017 saat menjadi mahasiswa di Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Kelautan.
Alat yang digunakan begitu sederhana, hanya tabung reaktor dan kondensor dari besi.
Prosesnya juga cukup sederhana, pertama plastik harus digunting dengan potongan sederhana. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaktor lalu di pasang dengan alat penghubung ke tabung kondensor.
Alat penghubung tersebut tidak boleh bocor, karena proses uap menuju ke tabung kondensor tidak boleh ada cela. Apabila bocor maka tidak menghasilkan bahan bakar sedikit pun.
"Ini alatnya kami berikan nama destilator atau pengubah sampah plastik jadi bahan bakar," katanya saat ditemui di Bank Sampah Peduli milik Ali Topan, Selasa (18/10/2022).
Yusuf menuturkan, untuk menghasilkan 300 ml bensin, membutuhkan 650 gram sampah plastik yang sudah di gunting-gunting.
"Prosesnya bisa memakan waktu kurang lebih 30 menit," ucapnya.
Pemuda kelahiran 1994 ini menuturkan, dalam menghasilkan BBM, alat ini bisa mencakup semua jenis material plastik.
"Alat ini kita gunakan untuk mengubah 3 tipe sampah plastik yaitu HDPE, LDPE dan PP," bebernya.
Tipe plastik PP seperti gelas-gelas minuman yang bisa menghasilkan bahan bakar bensin.
Untuk tipe HDPE seperti botol oli dapat menghasilkan solar.
Sementara untuk tipe LDPE seperti kantong plastik dapat menghasilkan minyak tanah.
Alasan Yusuf membuat alat ini untuk mengurangi sampah plastik.
"Alat ini sebagai alternatif untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar khususnya wilayah Pinrang. Kami melihat banyak sampah plastik menumpuk kemudian akhirnya mencoba bagaimana sampah tidak di bakar saja yang akan memicu penyebab polusi udara,"ujarnya.