Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Liga 1

Pemerintah Tegaskan Tak Ada Izin Liga 1 Jika PSSI Tak Gelar Kongres Ganti Kepemimpinan

Pemerintah Indonesia meminta PSSI segera menggelar Kongres untuk mengubah struktur demi perbaikan sepakbola Indonesia jika Liga 1 ingin digelar lagi

Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
PSSI diminta gelar kongres merombak struktur dan menghasilkan rekomendasi perbaikan tata kelola jika Liga 1 2022/2023 ingin kembali digulirkan. 

Pernyataan TGIFF Tragedi Kanjuruhan ini sekaligus membantah pernyataan pihak Kepolisian beberapa waktu lalu.

Ketua TGIFF Tragedi Kanjuruhan Mahfud MD memastikan bahwa gas air mata yang menjadi penyebab utama.

Hal ini disampaikan Mahfud MD saat menggelar konfrensi pers hasil investigas TGIPF yang disiarkan langsung melalui youtube Sekretariat Presiden, Jumat (14/10/2022) sore.

Seluruh hasil dari temuan TGIPF akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk tindak lanjutnya.

Menurut Mahfud MD TGIPF menemukan fakta yang cukup mencengangkan.

Ini berkaitan dengan kronologi kejadian di Stadion Kanjuruhan.

Ia menjelaskan bahwa ada fakta yang cukup mengerikan yang didapatkan oleh timnya.

"Fakta yang kami temukan proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan, kami merekonstruksi dari 33 rekaman CCTV dari aparat," ucap Menko Polhukam itu.

Lebih lanjut saat terjadi chaos banyak diantara penonton mencoba untuk saling menolong.

Namun, mereka yang mencoba menolong pun akhirnya menjadi korban.

"Yang mati dan cacat dan krisis, terjadi karena desak-desakan setelaha adanya gas air mata yang disemprotkan itu penyebabnya," tegasnya.

Saat ini efek dari gas air mata yang digunakan saat Tragedi Kanjuruhan terjadi tengah diteliti oleh BRIN.

"Tapi apapun hasilnya dari BRIN yang terutama disebabkan oleh gas air mata dan itu tidak akan mengubah hasilnya," terangnya.

Tim Gabungan Independen Pencarian Fakta (TGIPF) Peristiwa Stadion Kanjuruhan, Malang secara umum menyusun garis besar kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, dimana terjadi kerusuhan pasca pertadingan sepakbola antara Arema vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022, terjadi karena PSSI dan para pemangku kepentingan liga sepakbola Indonesia tidak profesional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing, cenderung mengabaikan berbagai peraturan dan standar yang sudah dibuat sebelumnya, serta saling melempar tanggungjawab pada pihak lain. Sikap dan praktik seperti ini merupakan akar masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola kita, sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan secara drastis namun terukur untuk
membangun peradaban baru dunia sepakbola nasional.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved