Sosok Inspiratif
Kisah Umar Kades Kadingeh Enrekang, Mengutang Lebih Rp 200 Juta untuk Bangun Desa Wisata
Dikatakan Umar, selama membuka sejumlah objek wisata di desa itu, dirinya telah menghabiskan banyak dana pribadi.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh. Irham
ENREKANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang kepala desa di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan mengaku telah membangun tempat pariwisata pakai uang pribadi.
Dia adalah Umar Kepala Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka.
Dikatakan Umar, selama membuka sejumlah objek wisata di desa itu, dirinya telah menghabiskan banyak dana pribadi.
Bahkan, untuk memodali tempat wisata di desanya itu, dirinya harus meminjam uang di bank dengan jumlah yang tidak sedikit.
"Kalau diakumulasi sudah melebihi Rp 200 juta sebenarnya. Saya juga rencana mau mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bank sebesar Rp 200 juta," ujar Umar saat ditemui di Warkop Ideologi, Jl HOS Cokroaminoto, Kelurahan Juppandang, Enrekang.
Selain itu, Umar rupanya sudah menyiapkan sertifikat kebun sebagai jaminan apabila tidak mampu melunasi pinjamannya.
Meskipun masa jabatan Umar tersisa setahun lagi. Namun masih melanjutkan mimpinya untuk menjadikan desanya itu dikenal secara luas.
Terbukti, di tahun ini, Desa Kadingeh mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) walaupun hanya terhenti di 300 besar.
Umar mengungkapkan, selama membangun sejumlah tempat wisata, pemerintah kabupaten belum pernah memberi bantuan anggaran.
"Semuanya ini hasil pikiran dan keringat dari masyarakat termasuk dana pribadi saya. Tapi pas jadi, pernah datang rombongan dari dinas pariwisata ke desa kami. Mereka melihat-lihat beberapa tempat wisata kami. Bahkan kami siapkan tempat istimewa karena mereka seharian di sana buat kegiatan," katanya.
Padahal, lanjutnya, mereka sangat berharap ada bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah kabupaten untuk pembangunan wisata di desanya itu.
Diketahui, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman telah menyerahkan bantuan keuangan Kabupaten Enrekang sebesar Rp 8 Miliar.
Bantuan itu diterima langsung Bupati Enrekang, Muslimin Bando di kantor Gubernur Sulsel, pada (20/6/2022) lalu.
Bantuan keuangan tersebut dipakai pemkab untuk membangun infrastruktur jalan dan tempat wisata Buttu Macca yang terletak di area pegunungan Bamba Puang, Kecamatan Anggeraja.
Orang nomor satu di Desa Kadingeh ini menyebut, walaupun pemkab tidak menilik desanya. Namun itu bukanlah penghalang untuk membangun wisata di desanya itu.
"Selama masih dukungan dari masyarakat saya, tentu saya akan terus membangun walau tidak ada bantuan dari mereka. Saya yakin, kalau objek wisata di desa saya sudah ramai pasti masyarakat juga sejahtera. Saya rela berkorban tenaga dan pikiran agar Kabupaten Enrekang lebih dikenal orang secara luas melalui objek-objek wisata yang dibangun," tutupnya.
Saat ini, Umar beserta masyarakatnya terus membangun beberapa tempat wisata.
Diantaranya, puncak Tondok Karunganga. Tempat ini mulai dikenal di daerah julukan Bumi Massenrempulu.
Tondok Karunganga menyodorkan pemandangan yang memukau.
Selain itu, wisatawan juga bisa merasakan sejuknya hembusan angin silir-semilir, hingga dapat menampak indahnya pegunungan yang membuat mata dan hati serasa tenteram.
Fasilitasnya juga cukup lengkap, seperti tempat beribadah, gasebo, toilet, air bersih, serta area parkiran yang sangat luas.
Beberapa spot-spot dengan latar keindahan alam perbukitan juga disiapkan di sana.
Bukan hanya itu, Umar juga membuka objek wisata kuburan tua Manuk Patina.
Di sini, ada ribuan tulang belulang dan tengkorak yang tersusun rapi.
Tempatnya berada di bawah tebing gunung yang cukup menjulang sekitar 50 meter
Pengunjung akan disambut keindahan pepohon selayaknya hidup di dalam hutan.
Di wisata Mandu Patinna, ada beberapa ukiran kuno dan tulisan lontara di peti-peti jenazah.
Tulang belulang dan tengkorak manusia peninggalan purbakala ini berusia lebih dari ratusan tahun.
Jika ingin berkunjung, Anda bisa menempuh dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor sekitar 15 menit dari pusat Desa Kadingeh.
Menariknya, wisatawan akan dipandu langsung oleh pemandu wisata maupun pemangku adat.(*)