Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wisata Makassar

Keramat! Ribuan Tulang Tengkorak Manusia Berserak, 5 Fakta Wisata Makassar Mandu Patinna di Enrekang

Tulang belulang dan tengkorak manusia peninggalan purbakala ini berserak begitu saja, di tanah. Tidak di dalam peti.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ina Maharani
Tribun/Erlan
tulang belulang berserak namun tersusun rapi di wisata Makassar Mandu Patinna Enrekang 

Ribuan Tengkorak Manusia Berserak, Wisata Mandu Patinna Enrekang

ADA banyak destinasi wisata yang rupanya masih tersembunyi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Salah satunya Mandu Patinna atau peti penyimpanan mayat leluhur yang terletak di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka. 

Wisata disini sangat unik, dan mungkin hanya ada di Sulawesi Selatan.

1. Ribuan Tulang Belulang Manusia dan Tengkorak Berserak

Wisata Mandu Patinna atau yang kerap juga dikenal dengan Manduk Patinna adalah objek wisata yang sangat unik.

Di sini wisatawan dapat melihat ribuan tulang belulang dan tengkorak berserak, namun tersusun dengan baik. 

Tempatnya berada di bawah tebing gunung yang cukup menjulang sekitar 50 meter.

Tulang belulang dan tengkorak manusia peninggalan purbakala ini tersimpan begitu saja, di tanah. Tidak di dalam peti.

Jadi wisatawan berjalan di antara tengkorak-tengkorak dan tulang belulang tersebut.

Butuh keberanian lebih. Jika ingin juga bis menyentuh, asal tidak merusak.

Tengkorak dan tulang belulang di sini berusia lebih dari ratusan abad. 

Mandu Patinna atau peti penyimpanan mayat leluhur yang terletak di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Minggu (9/10/2022).
Mandu Patinna atau peti penyimpanan mayat leluhur yang terletak di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Minggu (9/10/2022). (TRIBUN-TIMUR.COM/ERLAN SAPUTRAer)

2. 50 km dari Enrekang

Dari pusat kota Enrekang, Mandu Patinna atau Manduk Patinna jaraknya berkisar 50 km. Sementara dari Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, lokasinya berkisar 270 km  ke arah utara.

Setelah sampai di Desa Kadingeh, untuk menjangkau Mandu Patinna, pengunjung bisa menempuh dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor sekitar 15 menit dari pusat Desa Kadingeh.

3. Keramat, Harus Pakai Pemandu

Menariknya, wisatawan akan dikawal langsung oleh pemandu wisata maupun pemangku adat.

Apalagi wisatawan bisa mengetahui sejarah dari keberadaan Mandu Patinna.

Salah seorang pemangku adat, Yaduk Kallan mengatakan, tempat tersebut sangat dikeramatkan oleh warga sehingga wisatawan yang berkunjung harus dipandu sebagaimana aturan yang diterapkan mereka.

"Kumpulan kuburan ini sudah ada sekitar ratusan abad yang sangat dikeramatkan. Jadi serta merta orang memasuki area ini, sehingga wisatawan yang berkunjung harus dipandu untuk menghindari kejadian yang tidak inginkan," ujar Yaduk Kallan kepada TribunEnrekang.com, Minggu (9/10/2022).

tulang belulang berserak namun tersusun rapi di wisata Makassar Mandu Patinna Enrekang
tulang belulang berserak namun tersusun rapi di wisata Makassar Mandu Patinna Enrekang (Tribun/Erlan)

Lebih lanjut, Yaduk Kallan mengatakan, sejak ditemukan tempat ini, tengkorak dan tulang belulang manusia dengan beragam ukuran itu bertumpukan tidak beraturan.

Yaduk Kallan percaya, keberadaan ribuan tulang dan tengkorak manusia itu sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Sehingga masyarakat sekitar berinisiatif dengan bergotong royong menata kembali tempat tersebut.

Hal itu dilakukan karena tengkorak dan tulang manusia tersebut sudah lepas dari peti karena dimakan usia.

"Salah satunya juga dijadikan tempat wisata untuk melestarikan sejarahnya. Nah kalau dibiarkan begini (tengkorak dan tulang) berantakan, itu sangat disayangkan," kata seorang pemandu wisata, Nardy Sunardi.

4. Ada Ukiran Kuno dan Benda Pusaka

PANDU Patinna merupakan aset berharga yang dikelola Pemerintah Desa Kadingeh melalui badan usaha milik desa atau BUMdes.

Di sekeliling tempat tulang belulang ini,  terdapat banyak pohon selayaknya di dalam hutan.

Di tempat wisata Mandu Patinna, terdapat beberapa ukiran kuno dan tulisan lontara di peti-peti jenazah.

Selain itu, ada puluhan benda pusaka ditemukan di peti-peti mayat tersebut yang kemudian dimuseumkan oleh pemerintah desa.

Di antaranya, keris, parang, pisau, guci, gelang, lonceng, sisir yang terbuat dari bambu, sumpit, tempurung kelapa, tali rotan, tanduk kerbau, gendang, tombak, dan cangkir yang berukir.

5. Tiket Hanya Rp20 Ribu

Pemandu wisata Nardy Sunardi menjelaskan mengenai objek wisata Manduk Patinna di Enrekang
Pemandu wisata Nardy Sunardi menjelaskan mengenai objek wisata Manduk Patinna di Enrekang (Tribun/Erlan)

Untuk peningkatan wisata Mandu Patinna, pemerintah desa terus melakukan perbaikan jalan terutama untuk jalan masuk menuju ke lokasi.

Jarak Deda Kadingeh dari pusat Kecamatan Baraka sekitar 15 kilometer dengan memakan waktu perjalanan kurang lebih 20 menit.

Untuk sampai ke Desa Kadingeh, pengunjung butuh sedikit kesabaran, sebab ada beberapa tanjakan dan penurunan di beberapa titik ditambah kondisi jalan yang agak rusak.

Adapun biaya tiket masuk di wisata Mandu Patinna, pengunjung hanya membayar Rp 20 ribu saja.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved