Wisata Makassar
Keramat! Ribuan Tulang Tengkorak Manusia Berserak, 5 Fakta Wisata Makassar Mandu Patinna di Enrekang
Tulang belulang dan tengkorak manusia peninggalan purbakala ini berserak begitu saja, di tanah. Tidak di dalam peti.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ina Maharani
Ribuan Tengkorak Manusia Berserak, Wisata Mandu Patinna Enrekang
ADA banyak destinasi wisata yang rupanya masih tersembunyi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Salah satunya Mandu Patinna atau peti penyimpanan mayat leluhur yang terletak di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka.
Wisata disini sangat unik, dan mungkin hanya ada di Sulawesi Selatan.
1. Ribuan Tulang Belulang Manusia dan Tengkorak Berserak
Wisata Mandu Patinna atau yang kerap juga dikenal dengan Manduk Patinna adalah objek wisata yang sangat unik.
Di sini wisatawan dapat melihat ribuan tulang belulang dan tengkorak berserak, namun tersusun dengan baik.
Tempatnya berada di bawah tebing gunung yang cukup menjulang sekitar 50 meter.
Tulang belulang dan tengkorak manusia peninggalan purbakala ini tersimpan begitu saja, di tanah. Tidak di dalam peti.
Jadi wisatawan berjalan di antara tengkorak-tengkorak dan tulang belulang tersebut.
Butuh keberanian lebih. Jika ingin juga bis menyentuh, asal tidak merusak.
Tengkorak dan tulang belulang di sini berusia lebih dari ratusan abad.

2. 50 km dari Enrekang
Dari pusat kota Enrekang, Mandu Patinna atau Manduk Patinna jaraknya berkisar 50 km. Sementara dari Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, lokasinya berkisar 270 km ke arah utara.
Setelah sampai di Desa Kadingeh, untuk menjangkau Mandu Patinna, pengunjung bisa menempuh dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor sekitar 15 menit dari pusat Desa Kadingeh.
3. Keramat, Harus Pakai Pemandu
Menariknya, wisatawan akan dikawal langsung oleh pemandu wisata maupun pemangku adat.
Apalagi wisatawan bisa mengetahui sejarah dari keberadaan Mandu Patinna.
Salah seorang pemangku adat, Yaduk Kallan mengatakan, tempat tersebut sangat dikeramatkan oleh warga sehingga wisatawan yang berkunjung harus dipandu sebagaimana aturan yang diterapkan mereka.
"Kumpulan kuburan ini sudah ada sekitar ratusan abad yang sangat dikeramatkan. Jadi serta merta orang memasuki area ini, sehingga wisatawan yang berkunjung harus dipandu untuk menghindari kejadian yang tidak inginkan," ujar Yaduk Kallan kepada TribunEnrekang.com, Minggu (9/10/2022).

Lebih lanjut, Yaduk Kallan mengatakan, sejak ditemukan tempat ini, tengkorak dan tulang belulang manusia dengan beragam ukuran itu bertumpukan tidak beraturan.
Yaduk Kallan percaya, keberadaan ribuan tulang dan tengkorak manusia itu sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Sehingga masyarakat sekitar berinisiatif dengan bergotong royong menata kembali tempat tersebut.
Hal itu dilakukan karena tengkorak dan tulang manusia tersebut sudah lepas dari peti karena dimakan usia.
"Salah satunya juga dijadikan tempat wisata untuk melestarikan sejarahnya. Nah kalau dibiarkan begini (tengkorak dan tulang) berantakan, itu sangat disayangkan," kata seorang pemandu wisata, Nardy Sunardi.
4. Ada Ukiran Kuno dan Benda Pusaka
PANDU Patinna merupakan aset berharga yang dikelola Pemerintah Desa Kadingeh melalui badan usaha milik desa atau BUMdes.
Di sekeliling tempat tulang belulang ini, terdapat banyak pohon selayaknya di dalam hutan.
Di tempat wisata Mandu Patinna, terdapat beberapa ukiran kuno dan tulisan lontara di peti-peti jenazah.
Selain itu, ada puluhan benda pusaka ditemukan di peti-peti mayat tersebut yang kemudian dimuseumkan oleh pemerintah desa.
Di antaranya, keris, parang, pisau, guci, gelang, lonceng, sisir yang terbuat dari bambu, sumpit, tempurung kelapa, tali rotan, tanduk kerbau, gendang, tombak, dan cangkir yang berukir.
5. Tiket Hanya Rp20 Ribu

Untuk peningkatan wisata Mandu Patinna, pemerintah desa terus melakukan perbaikan jalan terutama untuk jalan masuk menuju ke lokasi.
Jarak Deda Kadingeh dari pusat Kecamatan Baraka sekitar 15 kilometer dengan memakan waktu perjalanan kurang lebih 20 menit.
Untuk sampai ke Desa Kadingeh, pengunjung butuh sedikit kesabaran, sebab ada beberapa tanjakan dan penurunan di beberapa titik ditambah kondisi jalan yang agak rusak.
Adapun biaya tiket masuk di wisata Mandu Patinna, pengunjung hanya membayar Rp 20 ribu saja.