Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stunting

Istri Bupati Barru Ajak Warganya Makan Telur untuk Cegah Stunting

Hasnah Syah mengkampanyekan makan telur sebagai salah satu langkah cegah stunting. Satu telur setiap hari bisa mencegah stunting

Penulis: Siti Aminah | Editor: Muh. Irham
ist
Anggota DPR RI Hasnah Syam buat gerakan ayo makan telur, one egg one day di Kabupeten Barru. Gerakan ini dimaksudkan untuk mencegah dan menekan angka stunting di Kabupaten Barru 

Bukan cuma itu, keluarga dengan pendapatan mumpuni juga berpotensi melahirkan anak stunting.

"Hal ini disebabkan karna pola asuh yang salah seperti faktor kesibukan sehingga kurang memperhatikan gizi anaknya," jelasnya.

Karena itu, penanganan stunting haru dimulai sejak remaja atau calon pengantin dan calon orang tua.

Remaja harus dalam kondisi siap nikah dan siap hamil baik dari segi kesehatan maupun psikologisnya.

"Stunting banyak juga terjadi disebabkan karena remaja yang menikah mengalami kekurangan darah dan berlanjut hingga saat hamil sehingga mempengaruhi kehamilannya. Sekitar 50 persen remaja kita mengalami anemia," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani, menyebutkan angka prevalensi stunting Sulawesi Selatan berdasarkan data SSGI tahun 2021 masih berada di angka 27,4 persen di atas angka nasional yaitu 24,4 persen.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan anak tumbuh lebih pendek dari anak seumurannya.

“Pendekatan yang dilakukan BKKBN adalah pendekatan keluarga dengan menyasar empat kelompok sasaran khususnya keluarga berisiko stunting untuk mencegah lahirnya anak stunting baru” katanya.

Saat ini BKKBN telah mengembangkan Aplikasi Elsimil atau Elektronik Siap Nikah dan Hamil.

Aplikasi itu untuk menyasar calon pengantin, ibu hamil dan yang telah melahirkan.

"Fungsinya sebagai alat pantau kesehatan dan edukasi seputar kesiapan nikah dan program hamil," bebernya.

Diketahui, angka prevalensi stunting nasional masih berada di angka 24,4 persen sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas toleransi stunting suatu negara yaitu 20 persen. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved