Kerusuhan di Kanjuruhan
Penyebab Kerusuhan di Kanjuruhan Usai Laga Arema FC Vs Persebaya, Jumlah Korban Meninggal Bertambah
Update, 153 suporter dilaporkan meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Aremania
TRIBUN-TIMUR.COM - Update, 153 suporter dilaporkan meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Namun, data terbaru ini belum terkonfirmasi.
Sementara, dari tayangan Breaking News Kompas TV, 127 orang meninggal dunia yang didominasi suporter Arema FC atau Aremania dan 2 polisi.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dalam konferensi pers sebagaimana dilaporkan Surya (Tribun Network), juga menyebut, lebih dari 100 orang meninggal.
Irjen Nico Afinta juga menyebut ada 180 korban luka kini sedang dirawat.
"Ada 180 orang masih dalam perawatan dan pengecekan terkait dengan upaya-upaya penyembuhan kepada yang sedang dirawat," kata Irjen Nico Afinta.
Para korban luka dan meninggal ditangani sejumlah rumah sakit dan klinik, yakni RS Wava Husada Malang, RS Teja Husada Malang, RSUD Saiful Anwar Malang, Klinik Salsabila Malang, Klinik Hasta Husada, dan Klinik Mitra Delima.
Baca juga: Video Detik-detik Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang Viral, 127 Suporter Meninggal dan 180 Luka
Penyebab kerusuhan
Kerusuhan terjadi setelah para suporter turun ke lapangan karena tidak terima atas kekalahan tim Singo Edan atau Arema FC dalam menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Meraka tampak tidak terima dan merangsek turun ke lapangan, meloncati pagar.
Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut.
Puncaknya, pihak keamanan menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter tersebut.
Baca juga: Update Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Suporter Arema FC Meninggal
Imbas dari kerusuhan usai laga derbi Jawa Timur, korban jiwa dari berbagai kalangan berjatuhan.
Selain itu, kerusakan infrastruktur juga menjadi hal yang tak terhindarkan.
Menanggapi kericuhan tersebut, Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI menyebut Arema FC berpeluang besar mendapatkan sanksi.
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing menyebut Singo Edan bisa saja tak diperbolehkan menjadi tuan rumah di sisa kompetisi musim ini.
Tak hanya itu, sanksi lainnya juga sangat berpeluang jatuh kepada tim kebanggaan warga Malang tersebut.
"Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini," ungkap Erwin Tobing dikutip dari laman resmi PSSI.
"Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi BRI Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah."
"Selain itu sanksi lainnya juga menanti," sambungnya.
Kompetisi dihentikan
Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru mengonfirmasi kompetisi BRI Liga 1 akan dihentikan sementara.
Tepatnya, Liga 1 akan berhenti bergulir selama sepekan ke depan.
"Keputusan tersebut (penghentian kompetisi selama sepekan) kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI," ujar Akhmad Hadian Lukita dikutip dari laman PT LIB.
"Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya."
"Dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," katanya lebih lanjut.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita