Profil Syeikh Yusuf al-Qaradawi yang Meninggal di Usia 96 Tahun, Tokoh Ikhwanul Muslimin Anti-Zionis
Pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin Yusuf al-Qaradawi, yang bermukim di Qatar dilaporkan meninggal dunia pada usia 96 pada hari Senin (26/9/2022)
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin Yusuf al-Qaradawi, yang bermukim di Qatar dilaporkan meninggal dunia pada usia 96 pada hari Senin (26/9/2022), menurut sebuah posting-an di akun Twitter resminya.
Putranya, Abdul Rahman Yusuf al-Qaradhawi, membenarkan kabar tersebut di akun Twitter-nya.
Al-Qaradawi yang telah tinggal di pengasingan di Qatar sejak 2013, diberikan kewarganegaraan Qatar.
Tokoh anti Zionis itu telah diadili dan dijatuhi hukuman mati secara in absentia di Mesir pada tahun 2015.
Ia juga ketua Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional sejak didirikan pada tahun 2004 dan menjabat posisi ini selama 14 tahun.
Dikutip dari laman Wikipedia.org, Yusuf al-Qaradawi lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil.
Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal Alquran.
Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Yusuf al-Qaradawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952.
Tapi gelar doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu.
Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar.
Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Yusuf al-Qaradawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya.
Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin.
Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir.
Bulan Oktober, kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Yusuf al-Qaradawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik.
Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rezim saat itu.
Yusuf al-Qaradawi memiliki tujuh anak.
Empat putri dan tiga putra.
Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris.
Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3.
Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir.
Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern.
Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama.
Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri.
Sebabnya ialah, karena Yusuf al-Qaradawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis.
Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya.
Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita