FIB UNHAS
Harga BBM dan Bahan Pokok Naik, FIB Unhas Salurkan Bantuan Tiap Jumat ke Mahasiswa Membutuhkan
Pokja Kemahasiswaan FIB Unhas menggandeng Baznas Sulsel dalam gerakan "Cinta Zakat Mensejahterakan Mahasiswa, Aman Syar'i, Aman Regulasi, Aman NKRI.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kenaikan harga BBM memicu pergerakan harga bahan pokok.
Di pasar tradisional maupun swalayan, harga sejumlah bahan pokok mulai naik.
Efek inilah yang selama ini ditakutkan masyarakat Indonesia.
Aksi unjuk rasa mahasiswa terus bergemuruh di jalanan untuk menuntut penurunan harga BBM dan stabilitas harga pasar.
Melihat dampak ekonomi ini, Pokja Kemahasiswaan FIB Unhas pun turun tangan membantu mahasiswanya.
Pokja Kemahasiswaan FIB Unhas menggandeng Baznas Sulsel dalam gerakan "Cinta Zakat Mensejahterakan Mahasiswa, Aman Syar'i, Aman Regulasi, Aman NKRI".
Gerakan ini memberikan bantuan uang tunai Rp 100.000 setiap jumat bagi mahasiswa membutuhkan.
"Gerakan ini berawal dari kegelisahan salah seorang koordinator gerakan cinta zakat ini akan kondisi beberapa mahasiswa yang tidak terakomodir oleh beasiswa yang diberikan Unhas," ujar Fadlan dari Tim Pokja Kemahasiswaan FIB, Senin (19/9/2022)
"Sehingga hal ini sangat memprihatinkan bagi sebagian mahasiswa yang kekurangan ditengah kemewahan unhas dan lingkungan sekitarnya," lanjutnya
Dari keresahan tersebut, maka terbentuklah tim FIB cinta zakat.
Tim ini menggalan donasi dari para dosen FIB lainnya untuk mendonasikan hartanya secara rutin di hari jumat.
"Ada beberapa dosen yang menyumbang Rp 50.000, bahkan Rp 100.000. Namun saya meminta agar ini dipecah menjadi Rp 20.000 per jumat agar kegiatan ini rutin berjalan dan konsisten dan terjadi kesetaraan dalam memberi sedekah,"ujar Alumnus King Saud University.
Penyerahan perdana pun dilakukan dua dosen donatur yakni Burhan Kadir dan Ida Tanjung.
"Untuk meyakinkan para donatur terkait hasil observasi yang dilakukan tim observasi untuk menentukan mustahik penerima bantuan, maka para mustahik diberikan waktu untuk menjelaskan tentang kondisi yang mereka alami di depan para muzakki," jelas Fadlan
"Salah satu mustahik cerita bahwa dia seorang piatu, ayahnya bekerja sebagai buruh sawah milik orang lain, dengan imbalan sekitar Rp 600.000 per 3 bulan, dan menafkahi 3 orang anak. Dengan semangat kuliah tinggi , dia terus berusaha dan yakin dapat lulus S1 di Unhas,"ceritanya
Program ini akan terus berlanjut setiap hari jumat.
"Kami tim pokja berharap agar semua dosen dosen unhas dapat berpartisipasi dalam kegiatan amal sholeh ini," tutup Fadlan. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz