Konflik Orang Tua Murid Sekolah Kuttab Al-Fatih dengan WR II UIN, Kelurahan Nonaktifkan Sekolah
Pasalnya, kata Ilham Arfah, sekolah tersebut tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk operasional sekolah.
Penulis: Muh Ilham Arsyam | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Konflik antara orang tua murid dengan Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof Wahyudin Naro dimediasi kelurahan.
Kelurahan sebagian warga ditampung Lurang Mangasa, Ilham Arfah saat melakukan mediasi antara pihak pengelola Kuttab Al-Fatih dan warga setempat.
Saat ditemui, Ilham mengatakan, sekolah Kuttab Al-Fatih untuk sementara ia non aktifkan.
Pasalnya, kata Ilham, sekolah tersebut tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk operasional sekolah.
"Sudah dinonaktifkan, itu hasil mediasi kemarin. Karena banyak masyarakat yang mengeluh pas mediasi kemarin. Karena IMB nya bukan IMB hanya tempat tinggal, bukan untuk sekolah. Itu dari 2010," jelasnya.
Ilham menambahkan, pembangunan sekolah tersebut banyak menuai pro dan kontra di kalangan warga Mangasa.
Sebab, jika jam masuk sekolah, jalanan menjadi macet karena orang tua siswa yang mengantar anaknya.
"Sekolah itu di perumahan. Baru akses jalan masuk dan keluar cuman itu, kecil lagi. Itulah biasa jadi macet," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan jika Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof Wahyudin Naro, melakukan penganiyaan terhadap satu orang tua wali siswa sekolah tersebut.
Pasca kejadian tersebut, Prof Wahyudin Naro dilaporkan ke Polrestabes Makassar dengan dugaan penganiyaan.
Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS menjelaskan, laporan tersebut sudah diterima kepolisian Polrestabes Makassar.
"Sudah diterima dan sementara dalam proses administrasi, setelah itu proses lidik," katanya.
Dirinya menambahkan, kasus penganiyaan yang menyeret pejabat teras UIN Alauddin Makassar sudah masuk dalam tahap penyelidikan.
"Sementara dalam proses, akan dilakukan penyelidikan, kalau cukup bukti sesuai hasil gelar maka kan ditingkatkan ke proses penyidikan," ujarnya.
Ia menjelaskan, pelaku terlihat tidak senang dengan tetangganya.