Perintahkan Prajurit Protes Effendi, Habiburokhman Usul MKD Panggil KSAD Jenderal Dudung Abdurachman
Wakil Ketua MKD DPR RI Habiburokhman usul MKD panggil KSAD Jenderal Dudung Abdurachman terkait video perintahkan prajurit protes Effendi Simbolon
TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Habiburokhman usul MKD panggil KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Pemanggilan itu terkait video yang memberikan perintah ke jajaran TNI AD untuk mengecam anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.
Alasannya, video tersebut seolah-olah mengintimidasi lembaga DPR.
"Terkait pernyataan Pak Dudung yang juga sudah banyak beredar di WA grup komisi di DPR banyak yang mempertanyakan kok DPR diintimidasi," kata Habiburokhman.
"Kami juga ingin mengklarifikasi karena terkait juga dengan pernyataan Effendi Simbolon, saya mengusulkan agar MKD juga memanggil Saudara Dudung ke MKD. Jadi supaya clear yang benar katakan benar, yang salah katakan salah," lanjutnya.
Anggota Komisi III DPR RI itu mengakui banyak anggota dewan yang mempertanyakan sikap Dudung tersebut.
Sehingga dia mengusulkan agar perlu memanggil Dudung ke MKD DPR.
"Saya usul dulu tetapi di WAG banyak sekali saya kan ada di berbagai AKD ada dua AKD masing-masing nanya itu bagaimana sikap MKD kok DPR diintimidasi seperti itu," ujarnya.
PDIP Yakin Effendi Tak Berniat Jahat
Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto mengatakan Effendi tidak memiliki niat jahat seusai pernyataan TNI seperti gerombolan dan melebihi organisasi masyarakat menuai kecaman dari para prajurit TNI.
“Beliau (Effendi) putra TNI AD, almarhum bapaknya Letnan Kolonel Mangara Monang Simbolon,” kata Utut.
Menurut Utut, saat rapat kerja bersama mitra, anggota DPR kerap keseleo lidah.
“Memang dalam perjalanan kita, selalu di dalam ruangan itu, ada kepleset kata atau diksi yang tidak pas. Sekali lagi, diksi yang tidak pas,” jelasnya.
Utut menjelaskan, Effendi berniat untuk membuat TNI lebih kuat.
Namun, Utut mengatakan memang dampak dari pernyataan tersebut menjadi luas, terlebih setelah banyak kecaman dari para prajurit TNI.
Utut pun berharap situasi bisa kembali dingin ketika Effendi meminta maaf kepada TNI.
“Kita tidak ingin republik ini mudah tersobek, tercerai-berai hanya karena satu peristiwa,” ujarnya.
Effendi Simbolon Minta Maaf
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon minta maaf atas pernyataannya yang terkait polemik disharmoni antara Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman.
Effendi juga meminta maaf atas pernyataannya yang menyebutkan TNI seperti gerombolan.
“Saya mohon maaf, saya tujukan ini pada seluruh prajurit baik yang bertugas maupun sudah purna dan juga para pihak yang mungkin tidak nyaman dengan perkataan saya dan juga pada Panglima TNI saya mohon maaf juga kepada Kepala Staf Angkatan Darat saya mohon maaf dan juga Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara yang juga mungkin merasa hal yang kurang nyaman,” kata Effendi Simbolon di gedung DPR, Jakarta.
Ia mengakui kesalahan akibat perkataannya menyebut anggota TNI seperti gerombolan.
Ia pun meminta maaf jika pernyataannya membuat semua anggota TNI tersinggung.
“Kemudian tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas,” kata Effendi.
“Sejujurnya saya tidak pernah mestigmakan TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya itu seperti gerombolan, seperti ormas,” ujarnya.
Effendi juga mengaku telah bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, meminta maaf atas ucapannya yang menyebut TNI seperti gerombolan.
Pertemuannya itu digelar setelah ucapannya terkait TNI seperti gerombolan viral dan dikecam banyak pihak.
“Dua hari lalu saya WA ke Panglima dan KSAD, untuk mohon waktu. Kemudian direspons Panglima, kemarin saya pukul 12.00 WIB ada di kantor beliau, saya ingin menanyakan, poin menanyakan sikap-sikap dari TNI,” ujarnya.
“Saya juga menyampaikan maaf saya, jadi saya mendahului dari yang fasilitasi oleh Pak Ketua (Fraksi PDIP Utut Adianto) saya,” kata Effendi.
Dalam pertemuan itu, Effendi mengungkapkan Jenderal Andika tak mempermasalahkan ucapan tersebut.
Namun, menurutnya lebih bijak jika ditanyakan langsung kepada Panglima TNI.
“Sangat clear. Silakan teman-teman tanya langsung, lebih elok kalau yang bersangkutan,” ujarnya.(*)