Komitmen Dukung Pertumbuhan Bisnis, BRI Berikan Dividen Optimal kepada Pemegang Saham
BRI optimistis dapat memberikan return yang optimal kepada pemegang saham terutama dari sisi dividen.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
TRIBUN-TIMUR.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (kode saham: BBRI) optimistis dapat memberikan return yang optimal kepada pemegang saham terutama dari sisi dividen.
Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengatakan, BRI telah menyiapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“BRI memiliki sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro (UMi). Ekosistem UMi ini tidak hanya akan mendorong penyaluran kredit, tetapi juga mendorong pertumbuhan ke arah liabilitas, seperti Current Account Saving Account (Casa) serta penjualan produk cross selling,” ungkap Sunarso dalam keterangan persnya, Rabu (14/9/2022).
Hal tersebut disampaikan oleh Sunarso dalam acara Public Expose Live 2022, di Jakarta, Rabu. Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu dan Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto.
Sunarso mengatakan, satu tahun setelah terbentuk UMi pada pertengahan September 2021, BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan.
“Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi telah mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp 183,9 triliun. Tak hanya dari sisi pembiayaan, hingga Agustus 2022, integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi, dari target awal sebanyak 978 lokasi," jelas Sunarso.
Di samping itu, BRI juga berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro ke komersial pada 2021 dan pada 2022 diprediksikan akan ada 2,2 juta nasabah naik kelas.
Kedua, lanjut sunarso, BRI memiliki modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2022, Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI berada diatas rata-rata industri atau berada di kisaran 25 persen.
Ketiga, disiplin menjaga likuiditas yang optimum dengan fokus pada dana murah (CASA). Fokus BRI pada CASA dan cost of fund (COF) menjadikan rasio CASA BRI tercatat tertinggi dan COF terendah sepanjang sejarah.
Salah satu faktor pendukung optimisme BRI tersebut yakni melalui hybrid Bank, tepatnya ketika Perseroan menyatukan layanan fisik dengan layanan digital yang dimiliki.
Kekuatan utama BRI tersebut, di antaranya jaringan fisik yang tersebar luas di seluruh Indonesia dengan dukungan lebih dari 8.800 jaringan kantor, 220.000 jaringan e-channel dan 560.000 agen BRILink, 37.000 loan officer yang juga berperan sebagai financial advisor bagi nasabah serta digital capabilities BRI dengan dukungan digital business process seperti BRISPOT.
Layanan digital banking BRI juga terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dan salah satu layanan unggulan digital banking BRI adalah Super Apps BRImo.
Hingga akhir Agustus 2022, tercatat pengguna BRImo sudah tembus 20 juta user, dengan volume transaksi mencapai Rp 1.567 triliun atau tumbuh 117 persen year-on-year (yoy).
Menurut Sunarso, melalui strategi dan inisiatif tersebut serta didukung pengelolaan modal yang baik, BRI optimistis BRI akan mampu untuk terus create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham.
Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, BRI memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal, sebagai contoh tahun 2022, BRI membayarkan 85 persen dari net profit tahun 2021 kepada shareholders sebagai dividen.
Strategic response dan kinerja BRI pada kuartal II-2022
Pada paparannya, Sunarso juga mengungkapkan bahwa di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih bergejolak dengan ancaman inflasi di depan mata, BRI tetap mampu mencatatkan kinerja yang solid untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang sustain.
“Hal tersebut tak terlepas dari strategic response yang tepat, sehingga BRI dapat terus tumbuh secara resilient dan disaat bersamaan mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Sunarso.
Strategi tersebut di antaranya, pertama, menjalankan bisnis dengan fokus pada keselamatan pekerja dan nasabah. Kedua, menerapkan strategi businesses follow stimulus.
Ketiga, melakukan penyelamatan kelangsungan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 kepada lebih dari tiga juta pelaku UMKM.
Keempat, melanjutkan transformasi BRIVOLUTION 2.0, utamanya untuk menggapai visi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”.
Strategi tersebut menghasilkan kinerja positif hingga akhir kuartal II-2022, baik dari sisi profitabilitas maupun balance sheet. Secara konsolidasian sampai dengan kuartal II-2022, profitabilitas BRI mampu tumbuh positif, yakni laba bersih BRI naik signifikan sebesar 98,4 persen yoy menjadi Rp 24,9 triliun.
Total aset BRI tumbuh 6,4 persen yoy mencapai Rp 1.652,8 triliun dengan penyaluran kredit meningkat 8,7 persen yoy menjadi Rp 1.104,8 triliun. Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dari 82,5 persen pada akhir kuartal II-2021 menjadi 83,3 persen pada akhir kuartal II-2022.
Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik, hal tersebut tercermin dari rasio non performing loan (NPL) BRI yang terjaga di angka 3,26 persen dengan NPL coverage sebesar 266,3 persen pada akhir Juni 2022.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BRI tercatat sebesar Rp 1.137 triliun atau tumbuh 3,7 persen yoy. Khusus untuk CASA, pertumbuhannya mencapai 13,4 persen yoy sehingga porsinya meningkat menjadi 65,1 persen dari total DPK BRI atau naik dari posisi kuartal II-2021 sebesar 59,6 persen.
Peningkatan rasio CASA tersebut mendorong efisiensi biaya dana dan penurunan pada CoF. Secara konsolidasi, CoF BRI berada pada level 1,9 persen atau turun 50bps dibandingkan posisi kuartal II-2021 sebesar 2,4 persen.