Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Longsor

300 Kepala Keluarga di Desa Labuku Enrekang Terisolasi Akibat Longsor

Sejak peristiwa longsor, sejumlah warga Desa Labuku masih bertahan di tempat pengungsian.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/ERLAN SAPUTRA
Kondisi Desa Labuku, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan pasca tanah longsor, Senin (12/9/2022). Sejumlah warga masih bertahan di tempat pengungsian. 

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Warga Desa Labuku, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan masih terisolasi akibat bencana longsor.

Bencana alam terjadi pada Kamis (31/8/2022) lalu mengakibatkan puluhan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.

Kepala Desa Labuku Abdul Wahab mengatakan sejak peristiwa terjadi, dia beserta warganya masih bertahan di tempat pengungsian.

"Bantuan tenda dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kemudian sebagian warga mengungsi di rumah kerabat dan keluarganya sendiri," ungkapnya.

Kondisi di desa tersebut sangat memprihatinkan lantaran akses jalanan sulit dilalui.

Puluhan hektare sawah dan kebun warga juga rusak.

"Kalau sekarang yang rusak parah itu sebanyak 32 unit rumah dan kurang lebih 300 kepala keluarga terdampak bencana longsor dan tanah bergerak ini," katanya.

Pantaun Tribun-Timur.com, Senin (12/9/2022) beberapa warga masih memindahkan sejumlah bahan bangunan  yang masih bisa diselamatkan.

Adajuga sejumlah anggota BPBD berada dilokasi membantu warga yang terdampak bencana.

Sementara, satu alat berat masih terus berupaya membuka ruas jalanan yang masih tertimbun longsor.

"Alhamdulillah terkait masalah konsumsi ada beberapa bantuan yang masuk baik dari pemerintah daerah, masyarakat dan kami juga sudah bentuk dapur umum," ungkapnya.

Kendati demikian, Abdul Wahab meminta kepastian pemerintah soal rencana relokasi pemukiman warga.

"Kami pemerintah desa bersama warga sudah membongkar semua rumah yang terdampak longsor. Nah sekarang sudah kami tumpuk ke pinggir jalan. Ini yang menjadi masalah mau ditempatkan dimana ini rumah warga kami," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Enrekang Idris Sadik mendesak pemkab agar segera melakukan tindakan bagi warga yang masih terdampak bencana.

"Musti ada kebijakan dan keputusan yang tepat dalam rangka menanggulangi ini, karena area struktur tanah di area bencana ini tidak bisa digunakan atau dimanfaatkan lagi," katanya.

Anggota DPRD Fraksi Golkar ini menuturkan dibutuhkan ahli geologi untuk menangani soal kelayakan pemukiman warga yang tertimbun bencana.

"Nah kalau memang tidak bisa memungkinkan data (geologi) itu yang kita perlukan sehingga pemukiman warga bisa direlokasi," pungkasnya.(*)

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Erlan Saputra

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved