Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alumnus Universitas Al Azhar Kairo

Doktor Al Azhar Kairo asal Soppeng Sulawesi Selatan Wafat, KH Andi Aderus: Beliau Teladan di KKSS

Salah satu karya agung KH Muhammad Widus Sempo adalah risalahnya tentang Kitab Rasail Nur karya Badiuzzaman Said Nursi

Editor: AS Kambie
Dok.IKATT
Dr KH Muhammad Widus Sempo Lc MA, alumnus Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. KH Widus Sempo wafat pada 11 September 2022. 

Said Nursi mencontohkan tafsir bergenre itu seperti tafsir al-Ṭabari, tafsir Ibn Katsir, tafsir Al Azhar Hamka, dan masih banyak lagi tafsir yang lain.

Kedua, tafsir yang perbincangannya terfokus kepada penjelasan dan pengukuhan hakikat-hakikat keimanan yang terkandung di dalam al-Quran dengan dalil dan argumen yang tidak dapat dipatahkan.

“Inilah genre tafsir dan gerak kerja dalam Rasail Nur. Tafsir dengan genre pertama tadi juga mengambil bagian dalam pengukuhan hakikat iman dalam al-Quran, tetapi perbincangannya menurut Said Nursi bersifat umum dan tidak terfokus,” jelas KH Widus Sempo.

KH Widus Sempo lalu menjelaskan:

Istilah tafsir maknawi ini jarang didengar dan tidak akrab bagi pemerhati tafsir al-Quran. Lalu, apakah maksud istilah ini dalam studi ilmu al-Quran?

Al-Shātibi (1997: 5/212) di dalam al-Muwāfaqāt menyebutkan bahwa tafsir al-Quran dalam garis besarnya terbagi ke dalam dua jenis: tafsir bahasa (tafsīr al-Lughah) dan tafsir maknawi (Tafsīr al-Maʽnawi). Kedua corak tafsir ini mempunyai perbedaan. Tafsir bahasa banyak bermain dengan tata bahasa al-Quran seperti sintaksis (nahwu), morfologi (Soraf) dan balaghah. Manakala tafsir maknawi lebih banyak menyentuh makna. Walaupun demikian, kedua corak tafsir ini saling memerlukan antara satu sama lain dalam melahirkan tafsir yang komprehensif.

Pada pandangan penulis, gerak kerja Rasail Nur dekat dengan gerak kerja tafsir tematik, tetapi Rasail Nur bukanlah tafsir tematik. Rasail Nur tidak mengumpulkan semua ayat al-Quran yang berkaitan dalam satu tema seperti gerak kerja tafsir tematik, melainkan Rasail Nur hanya menyebut satu, dua atau tiga ayat yang saling berkaitan dalam satu tema.

Berdasarkan pemahaman yang Allah ilhamkan terhadap kumpulan ayat tersebut, Said Nursi menyelesaikan penulisannya terhadap tema tesebut. Seperti itulah gerak kerja Rasail Nur umumnya.

Oleh itu, Said Nursi tidak banyak bersentuhan dengan perkara asas tafsir seperti makna perkataan dan kalimat al-Quran serta maksud di balik ayat yang dibina mengikut pola tertentu. Rasail Nur langsung menyentuh akar masalah perbincangan yang terfokus kepada penjelasan tentang hakikat iman yang terkandung dalam al-Quran.

Pada hakikatnya, Rasail Nur menyesuaikan diri dengan situasi umat Islam ketika itu di Bumi Turki Uthmani yang sedang digerogoti pengaruh kuat filsafat materialisme, filsafat naturalisme, sekularisme dan westernisasi yang berusaha keras menjerat umat Islam ke lubang ateisme atau sekurang-kurangnya melemahkan keimanan mereka.

Menghadapi situasi seperti ini, Said Nursi berjihad dengan jihad pena (tulisan) yang langsung menyentuh akar masalah umat ketika itu tanpa banyak bermain dengan tata bahasa al-Quran, kecuali dalam konteks yang terbatas mengikut kepada keperluan.

Di bagian lain papernya, KH Widus Sempo menjelaskan keistimewaan Rasail Nur dari sudut pandangnya melalui pengalaman panjang berinteraksi dengan Rasail Nur:

Setiap jilid Rasail Nur dibekalkan indeks yang merangkumi semua tema yang dibincangkan dalam jilid tersebut. Pembaca dengan mudahnya menemukan tema perbincangan yang mereka cari, cukup dengan mencarinya dalam indeks.

Sudah banyak risalah kecil yang diambil dari koleksi besar Rasail Nur dan dicetak mengikut keperluan terkini umat Islam, seperti Tuntunan Generasi Muda (Murshid al-Shabāb), Tuntunan Wanita (Murshid al-Akhawāt ila al-Ākhirat), Risalah tentang kemuliaan bulan Ramadan (Risālah Ramaḍān), risalah tentang keurgensian hidup hemat (Risālah al-Iqtiṣād), Risalah tentang kepentingan bersyukur (Risālah al-Shukr), Risalah tentang kebangkitan fizik di akhirat (Risālah al-Ḥashr) dan masih banyak lagi risalah lain yang diterbitkan dalam bentuk buku saku.

Perbincangan Rasail Nur terfokus kepada hakikat iman yang terkandung di dalam al-Quran. Said Nursi (2011: 6/230) meyakini bahwa tujuan utama al-Quran diturunkan adalah untuk menjelaskan 4 pilar utama keimanan, yaitu tauhid, kenabian (nubuwwah), hari kebangkitan dan perhimpunan di padang Mahsyar kelak dan keadilan mutlak Allah. Rasail Nur pun mengambil keempat maqasid tersebut sebagai tema utama perbincangan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved