Harga BBM Naik
Harga BBM Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia - Abu Janda Sentil Pertamina, Erick Thohir, dan Ahok
Abu Janda bandingkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dengan BBM di SPBU Vivo dan BBM di Malaysia. Sentil Pertamina, Erick Thohir, dan Ahok
TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda turut berkomentar terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Diketahui, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kenaikan harga tiga jenis BBM yakni Pertalite, Solar, dan Pertamax melalui jumpa pers di Istana Negara pada Sabtu (3/9/22) Pkl 13.30 WIB.
Dalam jumpa pers, Jokowi mengatakan pemerintah harus mengalihkan subsidi bahan bakar dari APBN sehingga berpengaruh pada kenaikan harga BBM.
"Mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini dapat subsidi mengalami penyesuaian," ungkap Jokowi.
Rincian kenaikan harga bahan bakar minyak kemudian diumumkan oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif di kesempatan yang sama.
Harga Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter.
Harga Pertamax naik dari Rp12.000 menjadi 14.500 per liter.
Harga Solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Kenaikan harga BBM tersebut berlaku mulai Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB atau 14.30 Wita.
Terkait hal itu, Abu Janda ikut yang selama ini dikenal selalu dukung keputusan pemerintah, ikut bersuara.
Tanggapan Abu Janda terkait kenaikan BBM Pertamina diungkapkannya lewat sebuah video yang diposting di Instagram @permadiaktivis2, Selasa (6/8/2022).
Dalam video tersebut, sahabat Denny Siregar dan Eko Kuntadhi itu membandingkan harga BBM Pertamina dengan harga di Malaysia dan SPBU Vivo di Indonesia.
Dari hitung-hitungan Abu Janda, dibanding BBM di SPBU Vivo dan Malaysia, harga BBM Pertamina di Indonesia paling mahal.
Lebih jauh, Abu Janda mengatakan kesalahan ada di pihak Pertamina yang tidak efisien.
Bahkan Abu Janda meminta Menteri BUMN Erick Thohir membenahi Pertamina.
Di akhir video, Abu Janda menyebut nama Komisaris Utama Pertamin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"soal BBM naik, jadi ini itung2an saya orang bodo ya (koreksi kalo salah) ..pak @jokowi bilang harga pertalite RON90 kalo tidak disubsidi Rp 17.100 per liter.
harga RON89 di vivo Rp 8.900 sekarang Rp 10.900 (tidak disubsidi).
harga bensin RON97 di Malaysia RM 4.30 atau Rp 14.200 (tidak disubsidi)
artinya: dibanding vivo & malaysia, harga bensin di Indonesia paling mahal.
jadi kesalahan nya ada di Pertamina, tidak efisien, entah ongkos produksinya terlalu mahal atau kenapa?
yang harus dibenahi ini Pertamina..
masak jualan bensin paling mahal rugi pula 191 trilyun.. maaf pak @erickthohir , katanya bapak lagi benah2 BUMN, benahin ni pak!
cc: pak ahok @basukibtp," tulis Abu Janda pada caption, dikutip Tribun-Timur.com.
Dalam video tersebut, Abu Janda turut menyertakan artikel terkait pernyataan Jokowi yang menyebut harga Pertalite RON90 yang benar (jika tidak disubsidi) yakni Rp 17.100 per liter.
Ada juga artikel terkait harga BBM tidak bersubsidi RON89 di SPBU Vivo Rp 10.900 dan BBM RON97 di Malaysia RM 4.30 atau sekitar Rp 14.200.
Turut disertakan pula artikel terkait kerugian PT Pertamina.
Harga Pertalite Jika Tidak Disubsidi
Sebelumnya diberitakan Kompas.com (20/8/2022), di tengah tingginya harga minyak dunia, pemerintah berupaya memastikan ketersediaan BBM subsidi untuk masyarakat.
Namun, tingginya konsumsi turut menambah beban anggaran subsidi BBM yang kian membengkak.
Terkait hal ini, Presiden Jokowi dan beberapa menteri pun membeberkan harga Pertalite sesuai nilai keekonomiannya jika tanpa subsidi.
Lantas, berapa harga Pertalite tanpa subsidi versi mereka?
1. Versi Jokowi
Presiden Jokowi mengungkapkan, harga murni BBM RON 90 Pertalite adalah Rp 17.100 per liter.
Namun masyarakat masih bisa menikmati Pertalite seharga Rp 7.650 per liter berkat subsidi pemerintah.
Jokowi menyampaikan itu saat memberi sambutan dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik 7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah 17.100, demonya berapa bulan?" tanya Jokowi, dikutip dari KompasTV (5/8/2022).
"Naik 10 persen saja demonya saya ingat, naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?" imbuhnya.
Lebih lanjut, pemerintah sudah mengeluarkan anggaran subsidi tak sedikit, mencapai Rp 502 triliun.
Menurutnya, tidak ada negara lain yang berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia.
2. Versi Menko Perekonomian
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan harga asli Pertalite jika tanpa subsidi pemerintah sebesar Rp 13.150 per liter.
Selain Pertalite, Airlangga juga membeberkan bahwa harga jual BBM jenis Pertamax di SPBU Pertamina saat ini masih jauh di bawah harga aslinya.
Saat ini, Pertamax memiliki harga eceran Rp 12.500 per liter dari harga keekonomiannya, yaitu Rp 15.150 per liter.
"Harga keekonomian Pertamax Rp 15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500 per liter," tuturnya dalam konferensi pers, seperti diberitakan KompasTV (17/8/2022).
Ia pun mengklaim, harga bensin di Indonesia masih lebih rendah ketimbang sejumlah negara Asia Tenggara lain.
3. Versi Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut harga Pertalite seharusnya Rp 14.450 per liter berdasarkan harga keekonomiannya.
Namun, SPBU Pertamina masih menjual BBM RON 90 ini dengan harga jauh di bawahnya, yaitu Rp 7.650 per liter.
"Harga Pertalite sekarang ini, rakyat setiap liternya mendapatkan subsidi 53 persen atau Rp 6.800 setiap liter yang dibeli," ujar Sri dalam konferensi pers, dilansir dari Antara (26/8/2022).
Angka tersebut ia dapat dengan mengasumsikan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 105 dollar AS per barel dan nilai tukar rupiah Rp 14.700 per dollar AS.
Sementara itu, harga jual Solar dan Pertamax juga dinilai masih jauh dibanding harga keekonomiannya.
Sri Mulyani mengungkapkan, harga Solar saat ini sebesar Rp 5.150 per liter, sedangkan harga aslinya sudah mencapai Rp 13.950 per liter.
Adapun Pertamax, seharusnya dibanderol seharga Rp 17.300 per liter jika mengikuti nilai keekonomiannya.
Namun, pemerintah masih menahan harga jual eceran BBM RON 92 ini hingga harganya pun hanya Rp 12.500 per liter.
4. Versi Arifin Tasrif
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, saat ini harga keekonomian Pertalite mencapai Rp 17.200 per liter.
Besaran ini jauh melampaui harga jual Pertalite saat ini yang dipatok sebesar Rp 7.650 per liter.
Kondisi ini, ujar dia, memberikan tekanan pada APBN pemerintah lantaran harus menggelontorkan subsidi besar untuk BBM subsidi.
"Jadi ini yang dihadapi pemerintah. Pemerintah berusaha menahan, tapi sejauh mana bisa ditahan," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, seperti diberitakan Kontan (26/8/2022).
(Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin, Kompas.com/ Diva Lufiana Putri)