Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yayasan Hadji Kalla Hadirkan Muhammad Sobirin dalam Pelatihan Parenting Islam

Dalam kesempatan itu memaparkan tiga prinsip pola pengasuhan. Yakni pertama yakin, kedua memantaskan diri, dan yang ketiga adalah siap menerima hasil.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Waode Nurmin
Yayasan Hadji Kalla
Yayasan Hadji Kalla bekerjasama dengan Rumah Zakat menggelar pelatihan Parenting Islami di Aula Serbaguna, Kompleks Asrama Cacat Wirajaya, Kota Makassar selama dua hari, Senin-Selasa (5-6/9/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Yayasan Hadji Kalla bekerjasama dengan Rumah Zakat menggelar pelatihan Program Pelatihan Parenting Islami.

Pelatihan ini berlangsung di Aula Serbaguna, Kompleks Asrama Cacat Wirajaya, Kota Makassar selama dua hari, Senin-Selasa (5-6/9/2022).

Program ini adalah salah satu bagian dari program Bidang Educare tahun 2022 dalam rangka partisipasi untuk menekan angka kasus kekerasan terhadap anak di Kota Makassar.

Dimana kekerasan terhadap anak meningkat pada rentang waktu lima tahun.

Hal ini dinilai dapat memicu kerusakan psikis dan berpengaruh pada tingkat kenakalan pada anak.

Salah satunya dikarenakan orang tua yang tidak memahami konsep pengasuhan yang baik.

Atas dasar tersebutlah, Yayasan Hadji Kalla menjalankan program ini.

Yayasan Hadji Kalla mendatangkan seorang pemateri yang merupakan mentor, trainer nasional, dan juga praktisi parenting Islami. Ia adalah Muhammad Sobirin.

Saat ini, Kang Sob, sapaan akarabya menjabat sebagai Direktur Utama Indonesia Juara Foundation.

Officer Program Ecucare, Ria Supratman menjelaskan, anak adalah sesuatu yang paling berharga bagi orang tua.

“Mereka memberikan manfaat jika benar dalam mendidik. Demikian pula sebaliknya. Karena anak yang sholeh atau sholeha itu nantinya akan menjadi aset orang tua,” katanya, via rilis Kalla Group.

Kang Sob dalam kesempatan itu memaparkan tiga prinsip pola pengasuhan. Yakni pertama yakin, kedua memantaskan diri, dan yang ketiga adalah siap menerima hasil.

Menurutnya, anak meniru tingkah laku orang tuanya.

“Bagaimana kelakuan ayah ibunya, demikian juga anak-anaknya. Sebab buah hati adalah sang peniru ulung. Anak mengimitasi orang tuanya,” papar Kang Sob.

Olehnya, ia meminta untuk berhati-hari bertingkah laku di depan anak. Sebab, yang dilihat lebih berpengaruh dari yang didengar.

“Pendidikan adalah keteladanan. Bagaimana menyuruh anak agar mau mendirikan shalat, misalnya. Bukan hanya memerintah tetapi mengajak. Mendidik anak bukanlah tanggung jawab guru semata. Justru pendidikan anak dimulai dari orang tuanya, dari rumah,” katanya.

“Al ummu madrasatul ula, Ibu adalah sekolah pertama. Sebab orang tua tidak mampu meng-handle keseluruhan proses pendidikan anaknya, maka orang tua menitipkannya ke sekolah,” sambung Kang Sob.

Kang Sob juga mengingatkan untuk menjadikan rumah seperti sekolah.

Dimana terdapat kurikulum, tempat belajar, ruang beristirahat, ada juga mushala.

“Tiap anggota keluarga siap untuk belajar. Maka menjadi keluarga pembelajar. Asas utama pengasuhan yang baik adalah - masuklah kita ke dunia mereka, bawalah mereka ke dunia kita, dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka,” jelas Kang Sob.

Apriani Ramli, salah seorang Ibu peserta pelatihan mengungkapkan rasa bahagianya bisa belajar banyak tentang pola pengasuhan yang dibawakan oleh Kang Sob.

“Senang rasanya bisa ikut pelatihan ini, bisa belajar ilmu baru bagaimana mengasuh anak dengan baik. Terima kasih Yayasan Hadji Kalla karena telah menghadirkan program pelatihan ini untuk kami,” kata Apriani.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved