Pemilu Raya Digelar November 2022, Danny Pomanto Bocorkan Kriteria Calon yang Tidak Bisa Lolos
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan Pemilu Raya digelar dengan sistem digital, menggunakan e-voting.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemilu Raya Ketua Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) dijadwalkan November 2022.
Ini menjawab kisruh di masyarakat.
Para mantan ketua RT/RW mendesak Pemkot Makassar segera menggelar pemilihan.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan Pemilu Raya digelar dengan sistem digital, menggunakan e-voting.
Peraturan wali kota (Perwali) tentang pemilihan RT/RW pun sementara digodok agar mekanisme dan tahapannya jelas.
Danny menyatakan kriteria calon ketua RT/RW diinginkan harus bekerja sama pemerintah kota.
“Jadi kalau selama ini tidak bisa bekerja sama tidak lolos. Kita mau RT/RW sebagai bagian dari informal,” ujarnya, Kamis (1/9/2022).
Baca juga: Parpol Belum Siap Pemilu 2024, Bawaslu Sulsel Terima 104 Aduan Partai Politik Catut Nama Warga
Kriteria lain, kata Danny Pomanto, tidak ada kecacatan atau track record yang tidak baik oleh calon ketua.
“Kita akan paparkan ke publik dulu orang-orangnya jangan sampai dulu pernah lurah. Jangan sampai ada yang tilep uang masjid,” jelasnya.
Danny juga menginginkan ketua RT/RW berpikir lebih maju dan mudah diajak berkomunikasi.
Ia menegaskan, pejabat RT/RW yang menjabat sekarang belum tentu duduk kembali, tergantung pilihan masyarakat.
“Termasuk Pj dievaluasi, kan ada Pj yang tidak mau ikuti program pemerintah itu pasti tidak bisa maju lagi karena dianggap sudah tidak berhasil,” Danny menambahkan.
Terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Makassar Harun Rabu mengatakan, aplikasi yang akan digunakan dalam proses e-voting masih dalam proses pembuatan.
Aplikasi tersebut dinamai Paraga atau Pemilu Raya Rukun Tetangga Rukun Warga. Jika sudah final, aplikasi tersebut akan disosialisasikan kepada masyarakat.
“Kami akan turun untuk menyampaikan sistem kerjanya bagaimana, karena akan menggunakan android,” ujarnya.
Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan tetap diperadakan. Mekanisme pemilih akan diberikan barcode untuk discan, setelah itu akan muncul calon RT RW yang akan dipilih.
“Kemungkinan satu RW satu RT ada dua atau tiga calon. Berarti nanti akan berlomba ribuan orang,” katanya.(*)