Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Program RISE

Berikut 5 Titik Pencanangan Program RISE di Makassar

Program Revitalising Informal Settlements and Their Environments (RISE) atau revitalisasi pemukiman kumuh dan lingkungannya menyasar lima kelurahan.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
SITI AMINAH/TRIBUN-TIMUR.COM
Peletakan batu pertama Program RISE di Salodong, Untia Kecamatan Biringkanaya, Kamis (1/9/2022). Diketahui Program Revitalising Informal Settlements and Their Environments (RISE) atau revitalisasi pemukiman kumuh dan lingkungannya menyasar lima kelurahan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).      

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program Revitalising Informal Settlements and Their Environments (RISE) atau revitalisasi pemukiman kumuh dan lingkungannya menyasar lima kelurahan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Antara lain, Kelurahan Bulu Rokeng Kecamatan Biringkanaya, Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo, Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate.

Kemudian, Kelurahan Batua Kecamatan Manggala, dan Kelurahan Untia Kecamatan Bringkanaya.

RISE merupakan program hibah kerjasama antara Pemerintah  Australia dengan Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan melalui pendanaan Australia’s Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). 

Kegiatan ini diselenggarakan melalui Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) serta kerja sama dengan Pemerintah Kota Monash University dan Universitas Hasanuddin.

Baca juga: Program RISE Australia-Indonesia, Sulap Makassar Jadi Kota Zero Kumuh

Direktur Kemitraan Universitas Hasanuddin, Ansariyadi mengatakan, Unhas terlibat langsung dalam riset dengan uji coba pendekatan baru Water Sensitive City untuk pengelolaan air dan sanitasi di permukiman informal di Makassar.

Riset ini diharapkan memberikan temuan baru terhadap inovasi  intervensi water sensitive atau nature based diimplementasikan di pemukiman informal perkotaan.

"Di riset ini juga diperkenalkan l penggunaan teknologi Smart Septik Tank untuk mengolah air buangan dari rumah tangga  dan disaring secara alamiah sebelum dilepaskan kembali ke lingkungan," jelasnya.

Lanjut Ansariyadi, riset ini melibatkan peneliti dari 6 negara, 18 Institusi, 11 disiplin Ilmu Intervensi.

"Unhas akan mensupport kerjasama penelitian internasional ini, kami telah bekerja sama dengan BRIN dan Imigrasi untuk memastikan para peneliti asing bisa datang dan bermitra dengan peneliti Unhas," ujarnya.

Ia berharap, intervensi perbaikan lingkungan ini berjalan dengan baik sesuai dengan rentang waktu yang telah di rencanakan. 

Mewakili Kementerian PUPR, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sulsel Ahmad Asiri mengatakan, PUPR salah satu instansi pemerintah Indonesia yang terlibat dalam penyelenggaraan program ini.

Ia berharap, Pemerintah Kota Makassar, KIAT, Tim RISE, serta pihak lainnya, untuk terus berkoordinasi dengan PUPR untuk melengkapi kebutuhan administrasi.

Juga dilakukan monitoring dan evaluasi bersama secara berkala sehingga Program RISE dapat terlaksana tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya

"RISE ini mencakup pembangunan dan pengembangan sistem sanitasi 
pintar berbasis alam yang berskala lingkungan," tuturnya.

"Dikombinasikan dengan peningkatan drainase dan saluran air untuk permukiman yang berkelanjutan dan inklusif," sambungnya.

Salah satu warga di Kelurahan Untia, Merry Handayani sangat mengapresiasi program RISE kerjasama Pemerintah Australia dan Indonesia ini.

Program RISE memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan sanitasi yang sehat.

"Semoga kita bisa merasakan manfaat dari program RISE ini utamanya menyangkut kesehatan dan kebersihan lingkungan," tuturnya.

Berikut poin penting terkait program RISE
1. RISE adalah uji coba penelitian dan pembangunan yang ambisius yang dipimpin oleh Monash University dengan dana dari Pemerintah Australia (melalui KIAT) untuk peningkatan permukiman informal yang mencakup lebih dari 300 rumah tangga di Makassar

2. Perbaikan permukiman didasarkan pada pendekatan 'kota peka air' yang dikembangkan oleh CRC for Water Sensitive Cities (Australia) menggunakan teknologi saluran pembuangan bertekanan ‘pintar’ yang dikembangkan oleh Iota (Southeast Water) yang berbasis di Melbourne.

3. Perbaikan ini menyediakan sanitasi, air bersih, akses yang lebih baik dan ketahanan iklim di daerah yang sangat sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional perkotaan atau pendekatan lainnya.

4. RISE menggunakan teknologi saluran pembuangan bertekanan 'pintar' yang dikombinasikan dengan solusi berbasis alam untuk perbaikan sanitasi dan lingkungan, dengan perbaikan yang dirancang bersama dengan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan spesifik di setiap pemukiman, jalur paparan kontaminasi, dan kerentanan mereka terhadap iklim.

5. Pendekatan RISE didasarkan pada konsep 'kesehatan planet' sebagai pengakuan atas hubungan intrinsik dan tak terpisahkan antara kesehatan dan kemakmuran manusia dengan kesehatan lingkungan.

6. Untuk perluasan pembangunan yang efektif, penting untuk membangun dasar bukti ilmiah yang lengkap dan membuktikan kemampuan untuk dibangun dan keberlanjutan dari pendekatan ini pada skala sebenarnya di dunia nyata; program ini dijalankan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari praktisi dan pakar lokal yang bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Kota Makassar.

7. Di Makassar, RISE berkantor di Universitas Hasanuddin, yang menjadi tuan rumah laboratorium kesehatan planet yang lengkap untuk memajukan penelitian dan pengembangan perbaikan permukiman informal di masa depan.

8. Kota Makassar telah menjadi mitra pendukung RISE dan telah berperan dalam memfasilitasi program dan perbaikan permukiman.

9. Program RISE juga mencakup cabang yang berjalan secara paralel di Suva, Fiji (didanai oleh Pemerintah Selandia Baru), di mana konstruksi juga akan dimulai.

10. Badan penelitian RISE didanai oleh Wellcome Trust (UK) dengan dukungan dasar dari Asian Development Bank. (*)

 

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved