Tolak Kenaikan Harga BBM, Ketua BEM Unimen Enrekang Kutuk Keras Kebijakan Pemerintah
Enrekang masuk dalam kategori kabupaten termiskin di tahun 2022, tentu masyarakat tambah sengsara akibat rencana kenaikan harga BBM tersebut.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Pemerintah pusat bakal menaikkan harga BBM subsidi.
Rencana kenaikan harga BBM ini menuai kecaman seumlah kalangan.
Bagi masyarakat, ini akan berdampak pada sektor harga pangan, inflasi akan naik, kemudian usaha-usaha pedagang kecil juga melemah.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) Anmar mengutuk keras rencana kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM.
Baginya, rakyat baru saja melewati fase-fase tersulit akibat gelombang pandemi covid-19 yang menghambat laju pertumbuhan perekonomian.
"Pemerintah seakan buta dan tuli, banyak rakyat yang kehilangan mata pencahariannya akibat pandemi covid-19. Ini sama saja menyengsarakan rakyat," ucap Anmar saat ditemui Tribun-Timur.com di Kampus Unimen, Kamis (31/8/2022).
Apalagi, lanjutnya, Enrekang masuk dalam kategori kabupaten termiskin di tahun 2022, tentu masyarakat tambah sengsara akibat rencana kenaikan harga BBM tersebut.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, daerah kita ini menduduki urutan kelima kabupaten terendah dan termiskin," ucapnya.
Mahasiswa program studi PGSD ini berjanji apabila pemerintah masih belum mengindahkan, mereka bakal menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.
"Kami sementara mengkaji lebih dalam terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak yang dilayangkan oleh pemerintah. Dalam waktu dekat, kami akan mengajak seluruh mahasiswa-mahasiswa se-Kabupaten Enrekang untuk turun ke jalan menggelar unjuk rasa," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Erlan Saputra