Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Mandiri, Jalur ‘Bodoh’ Masuk PTN

Prof Irawan mengingatkan agar Unhas membatasi kuota penerimaan mahasiswa baru lewat jalur Mandiri agar memberi peluang ke perguruan tinggi lain.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/WAHYUDIN TAMRIN
Suasana dialog forum dosen di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Kamis (25/8/2022). Jalur Mandiri masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi salah satu sub topik yang banyak dipersoalkan dalam Diskusi Forum Dosen ini. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - “Satu pertanyaan untuk Prof Irawan, apa jalur Mandiri masih tetap dibutuhkan?”

Prof Irawan Yusuf menjawab lugas, “Sepanjang kita belum mampu mengoptimalkan secara maksimal segala potensi yang kita miliki, maka jalur Mandiri masih tetap perlu karena itu yang paling mudah,”.

Jawaban mantan dekan Fakultas Kedokteran Unhas dan peraih suara terbanyak ketiga dalam Pemilihan Rektor Unhas 2013 itu spontan mendapat aplaus dari anggota Forum Dosen di Redaksi Tribun Timur.

“Artinya, sepanjang kita bodoh, lanjutkan!” timpal Guru Besar Hukum UMI, Prof A Muin Fahmal.

Hanya saja, Prof Irawan mengingatkan agar Unhas membatasi kuota penerimaan mahasiswa baru lewat jalur Mandiri agar memberi peluang ke perguruan tinggi lain, khususnya swasta.

Jalur Mandiri masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi salah satu sub topik yang banyak dipersoalkan dalam Diskusi Forum Dosen, Kamis (25/8/2022).

Diskusi hybrid itu dipandu Koordinator Forum Dosen, Dr Adi Suryadi Culla.

Hadir juga di redaksi Tribun, Ketua Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 9 Andi Lukman, Pengarah dan Konsultan KKN Kebangsaan Tahun 2022 yang juga Ketua Tim Pengembangan KKN Kebangsaan Tingkat Nasional Hasrullah, Dosen Fakuktas Teknik UMI Naidah Naing, Rektor Unifa Mulyadi Hamid, Guru Besar Fisika Unhas Prof Tasrief Surungan, dan Dosen Unismuh Idham Khalid.

Sedangkan di ruang virtual zoom, hadir Sekretaris Unhas Prof Sumbangan Badja, Rektor Universitas Cokroaminoto Prof M Tahir Kasnawi, Wakil Rektor Unibos Mas’ud Muhammadiyah, Guru Besar Kedokteran Unhas Prof Irawan Yusuf, Guru Besar Unibos Prof Dr Marwan Mas.

Guru Besar UNM Prof Sofyan Salam, Guru Besar FKM Unhas Prof Amran Razak, Guru Besar Unhas Prof Andi Pangerang Moenta, Ekonom Unhas Prof Marsuki DEA, Epidemiolog Unhas Aminuddin Syam, Dosen Fisipol Unhas Ishak Rahman, Imran Hanafi, Mujahid Said, Asni Zubair, Rusda Ananda, Nur Lina, dan Hasan Basri.

Tema diskusi sebenarnya adalah Problem Wacana Publik Atas Tata Kelola Perguruan Tinggi. Tapi kebanyakan narasumber fokus pada fenomena jalur Mandiri masuk perguruan tinggi negeri.

Mulyadi menyorot lebih awal jalur Mandiri. Dia tegas meminta pengertian Unhas, UNM, dan UIN Alauddin agar menghentikan jalur mandiri itu.

“Selama pandemic, mahasiswa yang masuk kuliah di perguruan tinggi swasta semakin sedikit, bahkan sangat sedikit. Setelah pandemi, masih tetap sedikit. Kami menduga, salah satu penyebabnya karena adanya jalur Mandiri itu,” kata Mulyadi.

Menurut Prof Irawan, SPP masih menjadi sumber penghasilan utama perguruan tinggi, apalagi yang berstatus Badan Hukum (BH).

“Entah SPP itu dari jalur Mandiri atau apapun namanya. Permintaan bagus itu dari Rektor Unifa. Jadi harusnya kita batasi untuk yang Unhas agar kita bisa beri kesempatan kepada yang lain,” jelas Prof Irawan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved