Tribun Sinjai
Disnak Sinjai Taksir Kerugian Peternak Tembus Rp250 Miliar Dari Investari Rp1 T Akibat Serangan PMK
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjaim emprediksi kerugian dialami peternak akibat sapi mereka terkena virus Penyakit Mulut dan Kuku
TRIBUN-TIMUR.COM- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai, Sulawesi Selatan merilis potensi kerugian peternak di daerah tersebut.
Mereka memprediksi jumlah kerugian dialami peternak akibat sapi mereka terkena virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Taksiran kerugian peternak bisa mencapai Rp250 miliar dari total investasi petani dari usaha ternak Rp1 triliun," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai, Burhanuddin, Rabu (24/8/2022).
Hal itu dapat terjadi jika virus PMK tak dapat dikendalikan dengan baik.
Sehingga, tantangan saat ini adalah oknum pedagang sapi tidak disiplin dalam pencegahan penyebaran PMK.
Oknum peternak tersebut berada di Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo.
Baca juga: Kasus PMK di Enrekang Makin Meluas, Kini Menjangkiti Hewan Ternak di Enam Kecamatan
Mereka menolak ternak sapinya positif PMK dikarantina dan dipotong bersyarat.
Akibatnya, sejumlah ternak sapi di Sinjai sudah tertular virus PMK dari sapi milik oknum pedagang sapi di desa tersebut.
Total populasi ternak di Kabupaten Sinjai saat ini 124 ribu ekor.
Untuk sementara baru 800 ekor lebih yang telah divaksin PMK.
Dia berharap kepada pemerintah pusat agar segera mendistribusikan vaksin PMK ke Kabupaten Sinjai demi menyelamatkan ternak sapi warga.
Baca juga: Peternak Sinjai Terancam Merugi Rp 250 Miliar Akibat PMK
Saat ini dua kecamatan menjadi zona merah dari virus PMK. Kedua kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tellulimpoe dan Kecamatan Bulupoddo.
Sedang menjadi zona kuning adalah Kecamatan Sinjai Barat.
Sisanya kecamatan lain masih zona hijau dari virus PMK.
Mereka berharap agar setiap peternak dan pedagang untuk meningkatkan kehati-hatian menjaga masing-masing ternak mereka.
Sebab virus PMK tersebut sangat mudah menyebar ke ternak sapi lainnya.
Terkait dengan adanya virus itu, para peternak Sinjai mulai khawatir.
"Ini bencana buat kami peternak. Semoga pemerintah bisa membantu kami cegah penyebaran PMK ini sebab kami banyak gunakan dana kredit bank dipakai usaha sapi," kata Asri, salah seorang peternak dan pedagang sapi di Kecamatan Sinjai Selatan.
Data Ternak Sinjai
Sapi potong: 124.150
Sapi perah: 88
Kerbau: 169
Kambing: 29.547
Pemkab Barru Respon Serius Penyebaran PMK
DINAS Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Barru merespon serius penyebaran Penyakit, Mulut dan Kuku (PMK).
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru, Ahmad mengatakan pihaknya telah melakukan komunikasi ke instansi lain.
Hal itu itu untuk mengantisipasi penularan PMK terhadap hewan ternak, dan itu harus menjadi perhatian serius bersama.
“Kita telah siapkan untuk menurunkan petugas untuk mengatasi hal ini,” ujarnya, Selasa (23/8).
“Bahkan hingga saat ini sudah ribuan kandang ternak telah kami semprot handsanitizer, dan kami juga sudah siapkan vaksin bantuan pemerintah untuk hewan ternak masyarakat kita,” kata Ahmad.
Oleh karena itu, lanjut Ahmad, diharapkan agar masyarakat dapat lebih disiplin untuk menjaga hewan ternaknya dari tertularnya PMK.
“Kami sudah berkali-kali menghimbau kepada masyarakat agar jangan dulu memasukkan hewan ternak ke daerah kita. Kalau mengeluarkan hewan ternak kita tidak apa-apa karena memang awalnya PMK di Barru dinyatakan tidak ada. Tapi nyatanya sejauh ini, masih ada oknum yang selalu tidak patuh terhadap imbauan itu,” katanya.
Pihaknya memperkirakan kegiatan vaksinasi hewan ternak ini, akan menguras tenaga yang ekstra.
“Bisa dibayangkan ada ribuan hewan ternak yang akan divaksin, dan bagaimana kesiapan tenaga vaksinasinya. Semoga saja kita dapat mengatasi hal ini dengan baik,” katanya.
PMK adalah penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku ganda atau belah (cloven-hoofed) seperti sapi, kerbau dan kambing.(syamsul bahri/darullah)