Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nasib Roni Warga Desa Labuaja Tak Bisa Duduk dan Baring Gegara Derita Penyakit Aneh, Kini Dirujuk

Roni menderita penyakit aneh yang membuatnya tak bisa duduk atau baring. Hal itu membuat Roni biasa tidur berdiri.

Editor: Ansar
warga
Roni warga Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Maros saat akan dibawa ke Puskemas. Roni menderita penyakit aneh yang membuatnya tak bisa duduk atau baring. Hal itu membuat Roni biasa tidur berdiri. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Roni (47) warga Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Maros, kini mendapatkan perawatan medis setelah kondisinya viral di media sosial.

Roni menderita penyakit aneh yang membuatnya tak bisa duduk atau baring. Hal itu membuat Roni biasa tidur berdiri.

Setelah mendapatkan laporan, Kepala Desa Labuaja, Asdar bersama Dinas Sosial dan pihak terkait langsung bertindak.

Roni dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan perawan medis.

Setelah dari Puskesmas, Roni kemudian dirujuk ke RSUD La Palaloi, eks RSUD Salewangang Maros.

"Setelah kami tahu, ada warga yang sakit dan butuh bantuan, kami turun ke lokasi dan mengantarnya ke Puskesmas untuk berobat," kata Asdar.

Pihak desa bersama Dinas Sosial kin bersama-sama akan mengawal Roni hingga sembuh dari penyakitnya.

Rony sesudah menjalani observasi di Puskesmas Cenrana sebelum dirujuk.

"Hasil observasinya kita sudah ketahui, Roni dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal. Tentunya akan terus didampingi petugas," kata dia.

Untuk sementara, Roni dicurigai menderita penyakit sirosis hepatis.

"Ini baru dicurigai, nanti diliat lebih lanjut karena sementara dirujuk," kata dia.

Roni diketahui warga yang kurang mampu , yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).

Roni juga terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)  dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Dikutip dari Alodokter.com, Sirosis adalah kondisi ketika organ hati telah dipenuhi dengan jaringan parut dan tidak bisa berfungsi dengan normal.

Jaringan parut ini terbentuk akibat penyakit liver yang berkepanjangan, misalnya karena infeksi virus hepatitis atau kecanduan alkohol.

Infeksi virus atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mencederai hati secara perlahan.

Normalnya, hati akan memperbaiki cedera tersebut dengan membentuk jaringan parut.

Namun, jika kerusakan terus berlanjut atau ada kelainan pada hati, jaringan parut yang terbentuk akan makin banyak sehingga mengganggu fungsi hati.

Bila terjadi selama bertahun-tahun, sirosis bisa menyebabkan gagal hati.

Karena hati adalah organ yang sangat vital bagi tubuh, gagal hati akan sangat berbahaya bagi seseorang, bahkan dapat menyebabkan kematian. 

Namun, jika penyebabnya diobati, perkembangan sirosis dapat dihentikan atau diperlambat.

Penyebab dan Gejala Sirosis

Sirosis terjadi akibat kerusakan hati jangka panjang.

Kerusakan ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan berat badan berlebih.

Sirosis pada awalnya tidak menimbulkan gejala.

Namun, jika kerusakan hati makin parah, penderita akan mengalami lemas, mual, muntah, dan nafsu makan menurun.

Periksakan ke dokter jika gejala tersebut tidak kunjung membaik atau malah makin memburuk.

Segera ke dokter bila muncul gejala:

  1. Kulit dan bagian putih mata menguning
  2. Muntah darah
  3. Perut membesar

Pengobatan dan Pencegahan Sirosis

Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meredakan gejala yang timbul.

Jika organ hati sudah tidak bisa berfungsi, penderita perlu menjalani transplantasi hati, yaitu prosedur untuk mengganti hati yang rusak dengan hati yang sehat dari pendonor.

Sirosis dapat dicegah dengan menghindari penyebabnya, antara lain dengan tidak berbagi penggunaan jarum suntik, menerapkan aktivitas seksual yang aman, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Mempertahankan berat badan ideal dengan berolahraga rutin, dan konsumsi makanan sehat serta bergizi seimbang juga perlu dilakukan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved