Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Irjen Ferdy Sambo Disebut Alami Hal Ini Setelah Kematian Brigadir J, Keluarga Jadi Penyebab

Sejak kematian Brigadir J gegara baku tembak Bharada E, Ferdy Sambo terus dihakimi publik.

Editor: Ansar
Kolase TribunTimur.com
Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya Putri dan Brigadir J. Sejak kematian Brigadir J gegara baku tembak Bharada E, Ferdy Sambo disebut terus dihakimi publik. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo harus menanggung akibat setelah tewasnya Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Sejak kematian Brigadir J gegara baku tembak Bharada E, Ferdy Sambo disebut terus dihakimi publik.

Informasi dugaan penganiyaan yang dialami Brigadir J beredar berawal dari keluarga Brigadir J.

Hal itu dikatakan Koordinator Pergerakan Advokat Nusantar atau Perekat Nusantara, Petrus Selestinus.

Ia berpendapat Irjen Ferdy Sambo dihakimi publik terutama di media sosial terkait kasus kematian Brigadir 

"Karena sejak awal masyarakat terutama keluarga dari almarhum Brigadir J, mereka sudah memberikan sebuah dugaan bahwa kematian dari Brigadir J lebih diyakini sebagai penganiayaan yang dilakukan sejak dalam perjalanan dari Magelang sampai Jakarta. Itu alternatif pertama yang diyakini keluarga korban," kata Petrus seperti dilansir dari Kompas.TV, Senin (25/7/2022).

"Kemudian yang kedua di Jalan Duren Tiga pada sore harinya. Akibat pernyataan ini, masyarakat dari hari ke hari menempatkan Irjen Ferdy Sambo sebagai pelaku atau setidaknya sebagai otak dalam peristiwa ini," imbuhnya.

Menurut keterangan awal kepolisian, Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Prompam Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Menurut Petrus, informasi di media terutama medsos yang mengarahkan Ferdy Sambo sebagai pelaku berkembang akibat pernyataan awal pihak keluarga Brigadir J yang mengatakan bahwa telah terjadi penganiayaan dan pembunuhan berencana.

"Kita tahu bahwa perjalanan dari Magelang sampai Jakarta itu selain korban, juga ada Ferdy Sambo dan istrinya. Dan ini kemudian berkembang terus-menerus. Pergunjingan di tengah masyarakat ini Ferdy Sambo sebagai pelakunya," jelasnya.

"Jadi ini semata-mata akibat dari pernyataan yang diawali pihak keluarga korban," katanya.

Petrus mengungkapkan mestinya masyarakat menunggu proses penyelidikan dan penyidikan yang sedang dilakukan Polri.

 "Dari awal polisi sudah menyampaikan kepada masyarakat bahwa ini baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, tapi masyarakat tidak percaya bahkan diarahkan bahwa ini pembunuhan berencana," ungkapnya.

Ia juga membenarkan bahwa pihaknya keberatan atas penghakiman terhadap Ferdy Sambo di medsos karena pernyataan pengacara Brigadir J.

"Betul (keberatan), penghakiman di medsos itu akibat dari pernyataan secara bertubi-tubi oleh kuasa hukum keluarga korban (Brigadir J)," jelasnya.

Anggota Tim Advokasi untuk Hukum dan Keadilan (TAMPAK)
Anggota Tim Advokasi untuk Hukum dan Keadilan (TAMPAK) Saor Siagian (kiri) dan Koordinator Pergerakan Advokat (Perekat) Nusantara Petrus Selestinus di Kompas Petang, Senin (25/7/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV) ()
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved