Unjuk Rasa
Daftar Dugaan Korupsi yang Dituntut Mahasiswa di Kejari Palopo dan Menyebabkan Satu Satpam Tewas
Naas bagi satpam tersebut, setelah tertimpa pagar, ia pun menghembuskan napas terakhirnya.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Muh. Irham
PALOPO, TRIBUN-TIMUR.COM - Unjuk rasa mahasiswa di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Palopo, Kamis (21/7/2022) berakhir ricuh. Mahasiswa mendorong pagar kantor Kejari hingga terjatuh dan menimpa seorang satpam yang sedang bertugas.
Naas bagi satpam tersebut, setelah tertimpa pagar, ia pun menghembuskan napas terakhirnya.
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Sulsel, Soetarmi menjelaskan, unjuk rasa mahasiswa berlangsung, Kamis (21/7).
Mahasiswa disebut memaksa masuk Kejari Palopo dengan cara mendorong pagar.
Selanjutnya dua orang Satpam Kejari Palopo mencoba menghalau aksi mahasiswa tersebut. Akan tetapi banyaknya mahasiswa yang berunjuk rasa membuat satpam keawalahan.
Tak lama kemudian, pagar kantor Kejari Palopo pun rubuh dan menimpa kedua satpam tersebut.
"Ada aksi unjuk rasa mahasiswa kemudian akhirnya (satpam) tertimpa pagar. Ada dorong mendorong aja pagar jatuh," katanya.
Namun Soetarmi mengaku belum mengetahui duduk perkara yang membuat para mahasiswa melakukan unjuk rasa.
Sementara itu, Kepala Kejari Palopo, Agus Riyanto mengatakan, pegawainya tersebut bernama Abdul Aziz.
Korban meninggal dunia setelah tertimpa pagar kantor yang rubuh.
Pada saat sejumlah mahasiswa memaksa masuk.
"Kita larikan ke rumah sakit, tapi informasi terakhir dari dokter yang menolong, pak Aziz meninggal dunia," kata Agus Riyanto kepada sejumlah wartawan.
Unjuk rasa mahasiswa terkait sejumlah perkara tindak pidana korupsi yang sedang ditangani Kejari Palopo.
Agus menyebut, pihaknya masih menunggu hasil Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi mendesak jaksa segera menuntaskan sejumlah dugaan korupsi di Palopo.
Diantaranya pengadaan kandang ayam, pembangunan puskesmas, kripik zaro, dan sejumlah proyek fisik yang diduga bermasalah.(*)