Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dugaan Korupsi

GMI Klaim Temukan Dugaan Korupsi Bupati Bulukumba, Bakal Dilapor ke KPK

Flyer itu diawali dengan kop bertulis Dewan Pengurus Pusat (DPP) Generasi Milenial Indonesia (GMI). 

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Muh. Irham
Dok Tim Andi Utta
Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf. 

BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM - Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf, menjadi pembicaraan sejak Rabu (13/7/2022) malam. 

Beberapa hari terakhir, beredar flyer yang menuding Muchtar Ali Yusuf, melakukan korupsi proyek infrastruktur senilai Rp9,1 miliar. 

Flyer itu diawali dengan kop bertulis Dewan Pengurus Pusat (DPP) Generasi Milenial Indonesia (GMI)

Ketua Umum DPP GMI, Albar, yang dihubungi via sambungan telepon, menjelaskan, upaya pelaporan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini dilakukan berdasarkan atas data yang valid. 

Olehnya itu, dalam waktu dekat ia akan menyerahkan seluruh data hasil temuannya ke KPK

"Iya, datanya sudah A1. Kalau bukan besok atau hari Senin, kami baru melapor secara resmi ke KPK. Saya siap bertanggungjawab atas dugaan ini," ujar Albar. 

Menurut Albar, pihaknya tidak mungkin membawah masalah ini ke KPK jika data yang dipegangnya tidak benar. 

Data dugaan korupsi Bupati Bulukumba, lanjut dia, berdasarkan hasil temuan tim GMI. 

"Iya, saya limpahkan ke KPK. Karena data yang saya miliki memang valid, dan ini hasil temuan tim kami. Bukan asal mengklaim saja," katanya.

"Kami sudah konsultasikan, dan data yang kami miliki hampir sama dengan data yang ada dipusat. Tapi, meskipun sedikit berbeda dengan data yang ada di pusat, namun data kami valid," jelasnya.

Selain bupati Bulukumba, lanjut Albar, sudah ada beberapa bupati yang dilapor ke KPK sebelumnya. 

Termasuk Bupati Mandar, Sulawesi Barang tentang dugaan korupsi

Dan sekarang, kasus itu sudah dalam tahap pengembangan KPK.

Namun, ia mengaku tak ingin membongkar ke publik data yang ia miliki. 

"Kami belum bisa mempublis secara rinci keluar atas dugaan korupsinya, saya masih silent. Saya khawatir ini dimanfaatkan oleh orang tertentu. Sekarang saja, banyak SMS (pesan singkat) ke kami. Dia minta data tahun berapa, kami belum bisa buka," bebernya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved