Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pertama Kalinya Arang Briket Hasil Olahan Tempurung Kelapa CV Coconut Diekspor Sampai Turki

Sejauh ini, CV Coconut Internasional Indonesia terkendala biaya. Pengiriman dari Makassar ke Surabaya saja butuh anggaran Rp30 hingga Rp50 juta

Penulis: Siti Aminah | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN TIMUR/Siti Aminah
Proses pencetakan arang briket dari tempurung kelapa di CV Coconut Internasional Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - CV Coconut Internasional Indonesia akhirnya bisa melakukan ekspor atas nama perusahaan sendiri.

Usaha yang memproduksi arang briket dari Tempurung Kelapa ini sebelumnya hanya menempel di perusahan arang briket yang ada di Surabaya.

Itu dilakukan sejak tahun 2016 lalu, CV Coconut Internasional Indonesia tidak bisa mengangkat citra perusahannya karena terkendala izin ekspor.

Atas bantuan dari berbagai pihak, khususnya Kanwil Bea Cukai Wilayah Sulawesi Selatan, Pemerintah Provinisi Sulawesi Selatan dan DPRD Sulsel hingga perbankan.

"Alhamdulillah sepanjang sejarah ini pertama kalinya tercatat atas nama kami, ada kemajuan. Sebelumnya tidak bisa (ekspor atas nama perusahan), Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atas nama Surabaya," ucap pemilik CV Coconut Internasional Indonesia, Asriani kepada Tribun-Timur.com beberapa hari lalu.

Sebanyak dua kontainer yang akan diekspor ke Inggris dengan nilai ekspor hampir Rp600 juta.

Selanjutnya, akan ada pengiriman tiga kontainer menuju ke Turki dengan nilai ekspor Rp1,5 miliar.

Selain itu, tujuan ekspor arang briket ini yakni ke Jeddah, Dubai, Timur Tengah, dan beberapa negara di Eropa.

Ia berharap, pemerintah bisa memberikan dorongan penuh kepada pelaku UMKM agar bisa go internasional.

Misalnya dengan membuka pengiriman atau ekspor langsung ke luar negeri.

Apalagi Sulsel punya pelabuhan internasional.

Dalam pengiriman ekspor perdana atas nama CV Coconut Internasional Indonesia, perusahaan ini masih mengandalkan pengiriman lewat Surabaya ke negara tujuan.

"Kan ironis kalau pelabuhan internasional belum bisa melayani pengiriman ke luar negeri," harapnya.

"Kita belum bisa direct langsung dari Makassar ke negera tujuan, sampai hari ini dari 2016 belum bisa langsung. Ke Surabaya dulu, setelah itu pakai kontainer ekspor ke negara tujuan," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga diharap bisa memfasilitasi bantuan modal dari perbankan.

Apalagi, untuk melakukan ekspor ke luar negeri butuh biaya yang tidak sedikit.

Sejauh ini, ia sangat terkendala pembiayaan. Untuk pengiriman dari Makassar ke Surabaya saja butuh anggaran Rp30 hingga Rp50 juta.

"Harusnya pemerintah support penuh UMKM untuk pemulihan. Sekarang sudah ada sinyal dari BNI. Semakin banyak bank yang support semakin banyak tenaga kerja, dan efek dominonya pasti ke pemerintah," paparnya.

Kepala Kanwil Bea Cukai Sulsel, Andhi Pramono mengatakan, peluang briket ke luar negeri sangat luar biasa.

Dalam jangka waktu dua tahun terkahir CV Coconut Internasional Indonesia bisa mengoptimalkan perusahaan dengan baik.

"Arang briket ini dari tempurung kelapa yang diambil dari petani di Kabupaten Selayar," jelasnya.

Dari hasil penelitian, briket terbaik ada di Sulsel. Dengan suhu yang lebih panas, tahan lama, teksturnya padat dan tidak rapuh, dan hanya menyisakan sedikit residu.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Causa Iman Karana Mengawali juga menyampaikan, kelapa punya banyak turunan produk yang bisa dimanfaatkan.

Dari ujung akar hingga ke atas bisa dimanfaatkan.

Karana itu, Bank Indonesia akan terus mendorong pelaku UMKM dengan cara menyiapkan sumber bahan baku, juga membantu akses pembiayaan di perbankan.

Kemudian membukakan ruang pelaku UMKM untuk mendapatkan pasarnya di luar negeri.

BI sendiri sudah dua tahun melakukan pembinaan terhadap UMKM ini

"Yang berproses sekarang di Jepang, tadi ke Inggris lalu ke Turki," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Ashari Fakshirie menyampaikan untuk mendapat izin pengiriman langsung sangat sulit.

Termasuk mendapatkan izin ekspor atas nama perusahaan, ada tahapan yang telah dilalui agar perusahaan milik Asriani bisa diekspor dengan nama sendiri.

"Ini kan lama baru bisa, persoalan izin susah karena ini dianggap mudah terbakar, harus melalui izin dari Surabaya, saya bingung kenapa Surabaya bisa disini tidak bisa," jelasnya.

Terakhir, Ketua DPRD Makassar Andi Ina Kartika Sari bahwa pelaku UMKM Sulsel telah membuktikan bahwa ini pertama kalinya dilakukan ekspor atas nama CV Coconut.

"Sulsel terbaik (briket) dan kita penghasil kelapa terbanyak di Indonesia setelah Sumatera, dan ini jadi harapan untuk UMKM dan petani bisa memanfaatkan bagaimana briket akan muncul dari daerah lainnya," terangnya.

"Kami akan mendukung sesuai tupoksi kita, baik dari sisi anggaran. Kami sangat bangga apalagi perempuan, woman support women," tutupnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved