Terbang ke Australia, Ini Potensi Kerjasama Bakal Dijajaki Danny Pomanto
Danny juga membawa tim penari dan pemusik untuk pentas di Centuries of Friendship, di Sydney Conservatorium Music.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto akan terbang ke Australia besok, Selasa (5/7/2022).
Danny memboyong tiga kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Bappeda Makassar Helmy Budiman.
Kepala Dinas Pariwisata Muhammad Roem, Kepala Dinas Kebudayaan Andi Herfida Attas, Kepala Bagian Kerjasama serta Ketua Dekranasda Makassar Indira Jusuf Ismail.
Selain itu, Danny juga membawa tim penari dan pemusik untuk pentas di Centuries of Friendship, di Sydney Conservatorium Music.
Berangkat pada 5 Juli dan kembali pada 13 Juli mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Makassar Muhammad Roem mengatakan, agenda ini adalah kunjungan resmi untuk memenuhi undangan dan perempuan dengan beberapa pejabat di Australia.
Proses perizinan pun sudah dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Sekretariat Negara hingga Kementerian Luar Negeri.
"Jadi ini resmi sudah di tau oleh pemerintah pusat dan agenda ini akan berlangsung di Sydney, Melbourne dan Gold Coast.
Sementara itu, Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Helmy Budiman menyampaikan, agenda pertama Kamis (7/6/2022) yakni memberikan kuliah umum di Monash University Melbourne.
Ini adalah tindak lanjut dari kerjasama yang telah digagas sebelumnya dengan Monas University yakni program Revitalising Informal Settlements and their Environment (RISE).
Wali Kota menjadi pembicara terkait kerjasama revitalisasi dan permukiman Informa dan lingkungannya.
"Kemarin juga Perdana Menteri Australia sudah berkunjung ke lokasi RISE yang ada di Makassar. Kerjasama ini sudah berlangsung beberapa tahun, ada program penataan kawasan kumuh di Makassar yang dipelopori oleh pihak RISE," tuturnya.
Ada kerjasama penataan kawasan kumuh di Makassar, dari 30 titik yang diusulkan 12 diantaranya layak untuk dilakukan penataan.
Beberapa diantaranya ialah jalan Borong Raya Kecamatan Manggala, Kampung Ce'de Kecamatan Biringkanaya, dan Kampung Nelayan di Kecamatan Tamalate.
Total anggaran yang digelontorkan sebanyak Rp36 miliar. Dibiayai sepenuhnya oleh Departemen Keuangan dan Perdagangan Australia.
"Oleh karena itu pak wali diundang kesana untuk menyampaikan sejauh mana progresnya karena ini udah beberapa tahun berjalan," terangnya.
Setelah memberi kuliah umum dan memaparkan progres kerjasama tersebut, Danny akan bertemu dengan grup aksara dari Kota Darwin, Australia.
Esoknya, Jumat (8/6/2022) Danny dan rombongan akan bertemu Diaspora Indonesia.
Pemkot akan belajar program Melbourne Most Liveable city di dunia dari 11 kota besar.
Keesokan harinya, Sabtu (9/6/2022) rombongan bergerak menuju Sydney untuk meninjau gladi bersih tim seni dan budaya Makassar yang akan tampil di Centuries of Friendship, di Sydney Conservatorium Music.
"Disini kita dapat undangan VVIP Dari kelompok suku aborigin, akan ada serah terima dengan bapak wali kota dengan pimpinan Yolngu People (suku aborigin)," ulasnya.
Usai agenda tersebut, Danny juga akan bertemu dengan Wali Kota Gold Coast pada 11 Juli.
Hal ini dalam rangka menindak lanjuti kerjasama Kota Kembar Smart City.
Sebagai kota yang maju, Wali Kota Gold Coast bakal memberikan mentoring ke Pemkot Makassar agar lebih maju dalam hal tata kelola pemerintahan.
Terpisah, Wali Kota Makassar Danny Pomanto menegaskan, kunjungannya ke Australia bukan untuk jalan-jalan.
Tetapi menghadiri dan memfollow up beberapa dengan pemerintah Australia.
"Sydney ke Melbourne, Melbourne ke Sydney, Sydney ke Gold Coast, balik ke Sydney baru kita pulang," ucap Danny.
Dari kunjungan tersebut ada banyak hal yang bisa dipetik, misal membantu Makassar dibidang tata ruang dalam penginderaan satelit.
Kedua, memaksimalkan program RISE, serta menjajaki sister school.
"Jadi guru di Australia datang ke Makassar, guru di Makassar belajar di Australia. Saya bikin begitu, tukaran," ungkapnya.
Sebelum itu, guru-guru di Makassar akan diberi kursus dengan standar Australia.
"Sudah adami tapi kita mesti ada dana sedikit disiapkan tapi tidak mahal. Kalau tidak salah 7 ribu dollar per 40 orang satu kelas tapi sistem online. Saya minta nanti ada kunjungan ke Australia juga," terangnya.
"Sister school juga, jadi dia punya pengalaman di Australia, guru Australia ada pengalaman di Makassar, jadi sama-sama kita dapat manfaat. Bisa saling menularkan," sambungnya.