Penjelasan MUI Sulsel Soal Masjid di Makassar Bakal Gelar Dua Kali Salat Iduladha 1443 H
Menurut, MUI Sulsel, pelaksanaan dua kali salat Idul Adha di tempat yang sama itu tidak ada masalah.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, menanggapi pelaksanaan dua kali salat IdulAdha 1443 Hijriah di Masjid Darul Muttaqin, Minasa Upa, Makassar.
Rencananya pelaksanaannya Sabtu-Minggu (9-10) Juli 2022.
Menurut, MUI Sulsel, pelaksanaan dua kali salat Iduladha di tempat yang sama itu tidak ada masalah.
"Kalau tempatnya menggelar salat idul Adha dua kali tidak ada masalah," kata Sekretaris MUI Sulsel Dr Muammar Bakry dikonfirmasi, Senin (4/7/2022) malam.
Yang terpenting, kata dia, jamaah yang sama tidak ikut dua kali salat Idul Adha.
"Yang masalah kalau jamaah yang sama ikut dua kali salat Idul Adha, itu yang salah, bid'ah itu kalau jamaah yang sama ikut dua kali salat," sambungnya.
Menanggapi perbedaan jadwal salat Idul Adha di masyarakat luas, lanjut Muammar, MUI Sulsel sementara membuatkan maklumat.
Maklumat itu kata dia, berisi imbauan agar perbedaan jadwal tidak memunculkan kisruh atau kontroversi di masyarakat.
"Sementara kita godok maklumatnya, nanti kita sebar," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Darul Muttaqin Minasaupa, Kecamatan Rappicini, Makassar, bakal menggelar salat idul Adha 1433 Hijriah, dua kali pekan ini.
Yaitu digelar pada Sabtu-Minggu (9-10) Juli 2022.
Di hari pertama (Sabtu), khutbah Salat Idul Adha bakal dibawakan Prof Dr Muhammad Amri Tajuddin dan imam Dr Syamsuddin.
Sementara di hari kedua (Minggu) khutbah dibawakan Dr Abdollah dan imam Muh Fahmi Izzulhaq.
Ketua Umum pengurus Masjid Darul Muttaqin, Dr Salinring mengatakan, penjadwalan itu untuk mengakomodir perbedaan di kalangan jamaah.
Pasalnya, kata dia, jamaah di komplek Minasa Upa itu terbagi dua. Ada yang ingin salat Idul Adha pada Sabtu dan Minggu.
"Jadi kita menggelar dua kali ini karena mengakomodir usulan-usulan jamaah, dan kita harus netral," kata Dr Salinring.
Menurutnya, perbedaan usulan itu bukan kali pertama sejak masjid berdiri pada 1985 silam.
Dan perbedaan jadwal oleh jamaah itu, kata dia, selalu diakomodir pengurus masjid.
"Kalau idul Fitri itu sudah beberapa kali, kalau idul Adha ini sudah yang ketiga kali kita gelar dua kali begini," ujarnya.
Perbedaan itu, kata dia, merupakan bentuk persatuan jamaah Masjid Darul Muttaqin.
"Dan atas perbedaan ini, kita kokoh bersatu karena semua terakomodir dengan baik," terangnya.
Maski berbeda hari saya pelaksanaan salat, pemotongan hewan kurban tetap di hari yang sama (Minggu).
"Pemotongan kita gelar di hari kedua atau hari Ahad, karena jangan sampai hewan kurban jamaah dipotong hari Sabtu padahal dia salatnya di hari Ahad," bebernya.
H-6 Jelang perayaan Idul Adha, lanjut Salinring sudah terkumpul 40 ekor sapi kurban.
Jumlah itu, kata dia menurung jika dibanding tahun lalu.
"Tahun lalu ada 54 ekor, tahun ini baru 40 ekor sejauh ini," ucapnya.
Masjid Darul Muttaqin berkapasitas tampung 700 jamaah dalam masjid.
Sementara di pekarangan dapat menampung seribuan jamaah.(*)