Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Bukan Ganjar atau Prabowo, Dua Nama Tokoh Disebut Kurang Diminati Pemilih Milenial di Pilpres 2024

Pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani kurang menarik bagi pemilih milenial.

Editor: Ansar
Kolase TribunTimur.com
Ganjar Pranowo dan Prabowo Subiantio disebut bersaing di Pilpres 2024 versi lembaga survei. Pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani kurang menarik bagi pemilih milenial. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar disebut-sebut bakal bertarung di Pilpres 2024.

Dari nama-nama tokoh politik tersebut, dua orang disebut kurang diminati pemilih milenial. Keduanya adalah Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani.

Pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani kurang menarik bagi pemilih milenial.

Nama kedua tokoh tersebut tidak berada pada papan atas maupun papan tengah pergerakan elektabilitas capres di Pilpres 2024.

Demikian Ray Rangkuti merespons hasil survei Litbang KOMPAS kepada KOMPAS TV, Rabu (22/6/2022).

“(Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani, Red) tidak menarik bagi pemilih, lebih khusus pemilih milenial,” ucap Ray Rangkuti.

Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani. Foto diambil pada 20 Desember 2018.
Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani. Foto diambil pada 20 Desember 2018. Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar disebut kurang dimintai oleh pemilih milenial.

Menurut Ray, kedua tokoh tersebut selama ini kerap membasiskan diri pada kekuatan partai, dan bukan pada laku mereka sendiri.

Hingga, imbuh Ray, publik pun merasa tak punya keterikatan dan ketertarikan pada sosok Cak Imin dan Mbak Puan, begitu kedua tokoh tersebut biasa diakrabi. 

Pergerakan elektablitas capres berdasarkan survei litbang Kompas (Sumber: Kompas id)
Pergerakan elektablitas capres berdasarkan survei litbang Kompas (Sumber: Kompas id)


“Jabatan mereka bisa hebat, tetapi tidak terlihat jabatan itu berhubungan dengan hajat publik,” ujar Ray merujuk Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Mbak Puan, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Di samping itu, baik Cak Imin dan Mbak Puan dinilai sama-sama menggantungkan popularitas dari kekuatan partai.

Dan pada saat yang sama, kedua partai mereka dinilai tidak memiliki daya kejut.

“Akhirnya, jangankan publik dari luar, bahkan anggota partai saja belum tentu memilih keduanya,” kata Ray.

Padahal, sebagian besar responden sebagaimana dilansir Survei Litbang Kompas  (67,7 persen) menyatakan tetap teguh akan memilih capres yang mereka sukai, sekalipun diusung parpol yang tidak disukai.

Artinya, figur capres jadi penting ketimbang parpol yang mengusung capres. Itu sebabnya, Cak Imin dan Puan disebut perlu upaya ekstra untuk mempertahankan elektabilitas di Pilpres 2024.

Merespons lebih jauh soal ketiadaan nama Cak Imin dan Mbak Puan pada papan atas maupun tengah survei elektabilitas capres Survei Litbang Kompas, Ray berharap, tren memilih berdasarkan prestasi terus digemakan.

“Tak ada prestasi, maka tak ada suara. Saya kira, situasi ini positif dan harus terus kita gemakan. Tak ada prestasi, maka tak ada suara,” ujar Ray.

“Sikap pemilih seperti ini yang kita sebut rasional dan terus-menerus harus ditumbuhkan. Agar siapapun calon pemimpinnya, harus mengutamakan prestasi daripada kekerabatan alias nepotisme,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved