Kementerian Pertanian
Kementan Dorong Korporatisasi Pertanian Berbasis Pesantren
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong korporatisasi pertanian berbasis pesantren untuk meningkatkan rantai pasok produk pertanian Tanah Air.
Itulah konsep-konsep yang dibangun sehingga pesantren itu berdaulat.
Peneliti Pusat Studi Pesantren, Moh. Salapuddin mengatakan, pesantren dan pertanian memiliki hubungan yang sangat erat.
Keterkaitan itu terlihat dari faktor lokasi pesantren yang biasa dibangun di wilayah yang berada dipelosok desa di tengah hutan dan berhimpitan di lahan-lahan pertanian dan perkebunan.
Serta profil Kyai dan wali santri yang kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki ikatan sosial yang kuat di masyarakat lokal dan beberapa dari mereka menerapkan kegiatan kewirausahaan di sektor pertanian.
"Pesantren memiliki tantangan untuk memperkuat sistem ketahanan pangan dengan inovasi-inovasi baru, gabungan literature klasik, tradisi masyarakat dan sains," terangnya.
Sementara Akademisi Sekolah Vokasi IPB University, Prima Gandhi mengatakan, memang di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi pertanian, pesantren belum terlalu dioptimalkan untuk calon petani-petani milenial.
Jumlah petani muda saat ini hanya mencapai 12 persen dan dengan karakteristik di pesantren ini adalah sesuatu yang harus didukung untuk ke depannya menghasilkan generasi petani milenial yang bermanfaat bagi pertanian.
“Pendidikan di pesantren ini kurikulumnya lebih merdeka dibandingkan lembaga pendidikan lain, dan ini bisa dimasukkan kurikulum khusus untuk pertanian. Kedepannya berharap ada final projek yang bisa dibentuk melalui kerjasama," tuturnya.
Meskipun dikenal dengan bertani di Indonesia dikatakan apapun ditanam bisa tumbuh, tetapi ketika kita berbicara tentang pertanian modern, maka efisiensi dan efektivitasnya perlu kita utamakan.
"Hal tersebut bisa kita ajarkan pada santri melalui kurikulum," imbuh Prima.