Ngovi Tribun Timur
Mengintip Perbedaan Sekolah Insan Cendekia Syech Yusuf dengan Lembaga Pendidikan Lain
Kepala SMA ICSY Gowa, Mustakim mengatakan, dalam proses pembelajaran, sekolah ini tetap mengacu pada kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - SMA Insan Cendekia Syech Yusuf (ICSY) Gowa punya cara berbeda dalam mendidik siswanya.
Meski terbilang sekolah baru, SMA ICSY mampu mencetak lulusan unggul dan berkarakter.
Kepala SMA ICSY Gowa, Mustakim mengatakan, dalam proses pembelajaran, sekolah ini tetap mengacu pada kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah.
Adapun perbedaan dengan sekolah pada umumnya ialah pola didikan mengedepankan ajaran Islam.
Baca juga: Adi Suryadi Culla: Pendalaman Keagamaan SMA ICSY Gowa Patut Dicontoh
Mustakim membeberkan, rutinitas siswa tiap hari. Mereka mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WITA.
Selepas belajar, mereka bebas mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) sesuai keinginannya.
Selain ekskul, ada juga bimbingan belajar (bimbel) untuk persiapan mengikuti olimpiade dan persiapan masuk perguruan tinggi.
"Sekolah kami adalah sekolah boarding, memiliki asrama untuk memfasilitasi tempat tinggal peserta didik," ucap Mustakim saat hadir sebagai narasumber dalam acara ngobrol virtual (ngovi) Tribun Timur.
Ngovi edisi Kamis (16/6/2022) mengangkat tema Membangun Generasi Rabbani.
Menghadirkan tiga pembicara ialah Kepala SMA Insan Cendekia Syech Yusuf (ICSY) Mustakim.
Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sulsel, Syaiful Kasim.
Serta Anggota Dewan Kehormatan Dr Adi Suryadi Culla.
Ngovi disiarkan langsung lewat YouTube Tribun Timur dan Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar.
Mustakim menambahkan, kegiatan para siswa dimalam hari diperkuat di ilmu-ilmu agama.
Mereka tadarrus juga mengumpulkan hafalannya.
Tak heran maka, lulusan sekolah ini memiliki banyak penghafal Al-qur'an.
"Rutinitas yang wajib mereka laksanakan tentunya salat lima waktu, juga diimbau untuk salat tahajjud," tutur Mustakim.
"Banyak pencapaian prestasi siswa dari tahun berdirinya sekolah ini, salah satunya mewakili Sulsel dalam olimpiade sains di tingkat nasional," sambung Mustakim.
Sekadar diketahui, SMA ICSY telah melahirkan empat angkatan alumni setelah menerima siswa pada 2016 lalu.
Pada awal pembukaannya memiliki 48 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas.
Sekolah berbasis boarding school dan pembelajaran berbasis teknologi ini dilengkapi laboratorium computer.
Mempunyaj guru berpengalaman sebanyak 21 orang dan pembina asrama berjumlah 4 orang.
Lulusannya juga telah tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Termasuk di ITB, sekolah pemerintahan (IPDN), hingga sekolah-sekolah ternama lainnya. (*)