Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementan

Kementan Gandeng Guru Besar ITB Kenalkan Biosaka ke Petani Indramayu

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk terus bergerak, berinovasi mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern

Editor: Saldy Irawan
kementan
Mentan Syahrul YL 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengapresiasi dan mendukung Biosaka karya anak negeri dengan menggandeng para ahli pakar untuk menguji secara ilmiah dan mensosialisasikan melalui Bimbingan Teknis.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk terus bergerak, berinovasi mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern demi kesejahteraan petani.

Bimbingan Teknis (Bimtek) sekaligus uji multi lokasi Biosaka dihelat di Indramayu, Jawa Barat dengan menghadirkan langsung Muhammad Ansar selaku penggagas Biosaka dari Blitar dan guru besar ITB, Prof. Robert Manurung, Minggu (11/6).

Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (bioteknologi) hasil temuan petani kreatif asal Blitar, Muhammad Ansar.

Biosaka yang beberapa pekan kebelakang menarik perhatian di tengah keluhan kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya pupuk non subsidi ini perlu diacungi jempol sebagai wujud pengembangan dunia pertanian.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas inovasi dan kerja keras berbagai pihak yang ingin mewujudkan tanah Indonesia menjadi tanah yang harmoni.

Tanah Nusantara yang disebut Land of Harmoni, tanah yang sehat, tanah yang kuat dan akan menghasilkan pangan-pangan hebat untuk meningkatkan potensi sel dan mewujudkan cita-cita Indonesia pemasok pangan dunia Feed The World 2045. 

"Salah satu jalannya melalui teknik biosaka ini. Biosaka dibuat manual petani dari bahan rumput dan daun di sekitar, merupakan elisitor yang dapat memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar tanaman sehingga lebih energik dan produktif," kata Suwandi secara virtual pada Bimtek tersebut.

Lebih lanjut, Suwandi mengatakan untuk membuat larutan biosaka yang homogen, minimal ada tiga dimensi cara memilih rumput, yaitu dimensi cuaca, dimensi tempat dan dimensi umur/fase tanaman. Petani yang mau mempraktekan ini boleh, tetapi harus banyak diskusi dan belajar. 

"Supaya diperoleh tata cara, prosedur dan dosis yang pas, salah satunya dengan mengikuti bimtek ini. Kemudian jika ada kendala, bisa dikomunikasikan pada ahlinya,” terangnya.

Guru Besar ITB, Prof. Robert Manurung yang hadir langsung dalam Bimtek menyebutkan pihaknya sudah melakukan penelitian terkait teknik Biosaka. Menurutnya, Biosaka yang merupakan kepanjangan dari Selamatkan Alam Kembali ke Alam ini bukanlah pupuk, akan tetapi elisitor. 

Elisitor, lanjutnya, mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoeleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolis skunder. Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan.

“Saya telah membaca 100 jurnal terkait elisitor dan temuan Ansar ini didukung dengan teori-teori epigenetic dan scientific based dan tidak ditemukan hal yang melanggar," jelasnya.

Prof Robert menambahkan elisitor intinya memberikan signal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya. Ini bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan. 

"Senada dengan arahan Dirjen Tanaman Pangan, saya bisa mengatakan Biosaka ini bukan hanya dapat menekan biaya produksi, namun lebih dari itu, dapat meningkatkan kualitas tanaman,” tambahnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved