Cerita Rijal Parenrengi Membangun Usaha Kuliner Warung Bebek Dihadapan Milenial, Pangsa Pasar Luas
Tempat makan ini terletak di Lingkungan Labempa, Kelurahan Walannae, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Waode Nurmin
Kandang milik Rijal mampu menampung tujuh ribu bebek.
Bibit ia pesan dari pulau Jawa, namun bebek Peking itu adalah impor dari Negara China.
Warnanya putih, beratnya mampu mencapai enam kilogram.
Rijal berharap, generasi muda di Bone dapat menjadi pengusaha bebek.
Menurutnya komoditas ini sangat menjanjikan di Bumi Arung Palakka.
"Tahun 1982 saya pelihara bebek disini yang masih warnanya hitam, lalu saya tinggalkan pada tahun 1984 karena kuliah di Makassar," katanya.
Pada tahun 2016, Rijal kembali ke Kabupaten Bone.
"Mengawali usaha bata ringan, industri mebel berjalan dua tahun," tutur Rijal.
Waktu itu, Rijal berharap ada perhatian pemerintah pada industri mebel.
Karena menurutnya tidak ada respon dari pemerintah, ia menutup usahanya.
"Saya kembali ke bebek tahun 2018, sekarang sudah empat tahun berjalan," ujarnya.
Sebelumnya ia memelihara bebek petelur.
"Saya terkendala terhadap harga telur, harganya fluktuatif dan sangat ditentukan oleh harga telur dari luar Bone," katanya.
Ia berharap pemerintah mengintervensi petani milenial menjadi peternak bebek.
"Pangsa pasarnya terbuka luas," jelasnya.
Dalam waktu sebulan, Rijal memproduksi bebek pedaging hingga tiga ribu ekor.
"Wilayah Bone diapit oleh kabupaten Maros, Sinjai, Bulukumba dan Barru, seharusnya bisa menjadi pusat peternakan bebek selain Sidrap dan Pinrang," katanya. (*)
*Laporan Kontributor TribunBone.com - Kasdar.