Gabung Partai Golkar, Ilham Arief Sirajuddin Pamit Tinggalkan Partai Demokrat Sulsel
IAS mengirim permintaan maaf kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Teka-teki langkah politik Ilham Arief Sirajuddin terjawab.
Aco sapaannya memutuskan meninggalkan Partai Demokrat setelah 12 tahun jadi kader.
Ia kembali ke Golkar, partai yang pernah ia pimpin periode 2008-2009.
Saat itu IAS menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Aco merasa tidak dibutuhkan lagi di Partai Berlambang Mercy tersebut.
IAS meraih 16 suara DPC dalam Musda IV Demokrat Sulsel, Rabu (22/12/2021).
Ia unggul atas Ni’matullah yang meraih delapan suara DPC ditambah satu suara DPD.
IAS mengirim permintaan maaf kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
“Yang terhormat, Bapak SBY dan Mas AHY. Semoga kesehatan dan kejayaan selalu menyertai bapak sekeluarga. Satu pekan terakhir, saya selalu berupaya mencari kesempatan dan peluang bisa menemui Bapak SBY. Namun waktu dan kesempatan belum terwujud sehingga saya memutuskan mewakilkan diri saya lewat tulisan ini,” tulis Aco.
Sebagai guru politik, orang yang saya tuakan, penting bagi saya menunjukkan rasa hormat kepada Bapak SBY. Sehingga dalam setiap momentum penting dalam hidup saya, tidak lengkap rasanya jika tidak menyempaikan kepada Bapak SBY lebih dulu.
“Insya Allah saya memutuskan untuk bergabung dengan Partai Golkar pada 29 Mei 2022 nanti. Keputusan ini bukan tiba-tiba. Tapi sudah melalui perenungan panjang. Dua bulan bukan waktu yang singkat, termasuk sepanjang Bulan Ramadhan lalu,” jelasnya menambahkan.
Saya bertafakkur, meminta petunjuk-Nya, dan merenungi diri selama itu. Yang akhirnya menguatkan saya untuk memilih keputusan berlabuh ke Partai Golkar.
Saya tidak pungkiri, keputusan pindah ini lebih besar dikarenakan saya gagal mendapat kepercayaan tim Tiga DPP Demokrat untuk memimpin Demokrat Sulsel.
“Padahal dalam benak saya, kami telah berjuang dan melakukan segala hal yang perlu dilakukan dalam upaya kembali memimpin Demokrat Sulsel lewat Musda itu,” katanya.
“Kami telah membuktikan siap memberikan yang terbaik. Lewat program dan penyiapan fasilitas permanen untuk Partai. Segala syarat manusiawi sudah kami penuhi untuk menang. Termasuk memenangkan pemilihan di Musda lalu,” IAS menambahkan.
Bapak SBY dan Mas AHY yang saya hormati. Saya melepas baju Demokrat, tapi saya tidak pernah lupa bahwa beberapa momentum terbaik dalam hidup saya, telah saya lalui bersama Demokrat.
Saya berterima kasih untuk semua itu. Saya secara pribadi tidak akan sanggup melepas ikatan silaturahmi personal yang ada sebelumnya dengan Bapak dan Mas AHY. Itu adalah kebanggaan personal saya.(*)