Andi Amran Sulaiman
Indonesia Surplus Beras Sejak 2018, Pengamat Sebut Rintisan Andi Amran Sulaiman Dilanjutkan SYL
Perjuangan Andi Sudirman Sulaiman dilanjutkan dengan apik Syahrul Yasin Limpo. Dua putra terbaik Sulsel itulah yang menjadi pahlawan suplus pangan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Surplus beras yang dinikmati Bangsa Indonesia hingga hari ini dinilai masih tidak lepas dari hasil perjuangan Andi Amran Sulaiman.
Andi Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian selama lima tahun, 2014-2019.
Perjuangan Andi Sudirman Sulaiman dilanjutkan dengan apik oleh Syahrul Yasin Limpo.
Dua putra terbaik Sulsel itulah yang menjadi pahlawan suplus pangan nasional hingga saat ini.
Selama lima tahun tersebut, Andi Amran Sulaiman berjuang meningkatkan priduksi besar dan hasilnya masih dinikmati hingga hari ini.
Bahkan kelebihan kebutuhan beras Indonesia untuk warganya sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Secara nasional kan kita sudah surplus beras, 2018, 2019, 2020, 2021, ditandai juga dengan tidak adanya gejolak harga beras kan," kata Peneliti Pusat Pangan Energi dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF Rusli Abdullah, awal pekan lalu.
Dikatakan Rusli Abdullah, Indonesia sudah surplus beras sejak 2018.
Menurut Rusli Abdullah, Indonesia tercatat terus mengalami surplus hingga data terakhir pada 2021 mencapai 1,3 juta ton.
Kondisi surplus beras ini pun menurutnya telah dikonfirmasi secara alami dengan tidak adanya gejolak yang signifikan terhadap kondisi harga beras di dalam negeri.
Apalagi data stok beras, khususnya data produksi juga saat ini sudah lebih akurat dengan adanya metode Kerangka Sampel Area (KSA).
"Jadi sejak adanya data beras yang lebih akurat, di kita itu beras itu datanya sudah lebih valid, sehingga kita tahu kapan kita surplus atau tidak, ternyata surplus," ucap Rusli Abdullah.
Kementerian Pertanian Indonesia pada tahun 2018 itu masih dipimpin oleh Andi Amran Sulaiman.
Kerja keras dan gebrakan swasembada beras yang dicanangkan Andi Amran Sulaiman telah menuai hasil dan dilanjutkan dengan konsisten oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) sehingga hasil bisa dinikmati hari ini.
Diketahui, surplus beras sebenarnya telah tercapai sejak 2017, di 2018 surplus beras tercatat sebesar 4,37 juta ton, tapi muncul kebijakan untuk tetap mengimpor beras dan menimbulkan polemik.