Aksi Pembusuran di Bantaeng
Aksi Pembusuran Resahkan Warga, Bupati Bantaeng Kumpulkan Pimpinan Forkopimda
Sejumlah kasus kriminalitas banyak terjadi beberapa pekan terakhir ini. Salah satunya aksi pembusuran.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Aksi kriminalitas meresahkan warga Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sejumlah kasus kriminalitas banyak terjadi beberapa pekan terakhir ini. Salah satunya aksi pembusuran.
Olehnya itu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng menggelar rapat koordinasi penanganan konflik dan kewaspadaan dini dengan pimpinan Forkopimda.
Rapat koordinasi ini membahas sejumlah kondisi keamanan di Kabupaten Bantaeng.
Termasuk salah satunya penanganan kasus pembusuran yang kian marak dalam tiga pekan terakhir.
Dalam rapat tersebut, terungkap ada lima kasus pembusuran yang terjadi di Bantaeng dalam waktu tiga pekan terakhir.
Satu di antaranya, kasus pembusuran menyebabkan korban meninggal dunia.
Dari jumlah itu, tiga tersangka diketahui masuk kategori dewasa. Selebihnya masuk kategori anak-anak.
Wakapolres Bantaeng, Kompol Muh Ali mengatakan, kasus pembusuran menjadi sebuah atensi dari jajaran kepolisian.
Dia menyebut, kepolisian terus mencari akar permasalahan dari kasus ini untuk dibuatkan solusi secara komprehensif.
"Kita harus bersama-sama untuk mencari akar permasalahannya agar kasus ini tidak terus terulang. Salah satu solusinya, kita mencari dimana pembuatan busur ini," kata dia, Rabu (25/5/2022).
Pemerintah Kabupaten Bantaeng juga melakukan upaya antisipasi agar kasus ini tidak terulang.
Salah satu yang dilakukan adalah upaya dari Dinas Kesehatan Bantaeng yang telah mengeluarkan instruksi secara tertulis kepada setiap apotek dan puskesmas untuk tidak melayani pembelian kateter tanpa resep dokter.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin juga meminta kepada semua pihak pimpinan kewilayahan di tingkat desa dan kelurahan agar menjaga kondisi yang kondusif di masing-masing daerah mereka.
Dia berharap, setiap pimpinan kewilayahan senantiasa melaporkan potensi-potensi konflik agar bisa diselesaikan sebelum menimbulkan korban jiwa. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi