Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Puja Bakti Trisuci Waisak 2566 TB / 2022 Berlangsung Khidmat

Dengan makin melandai dan terkendalinya pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan keagamaan dapat dilakukan secara tatap muka.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Sudirman
CITIZEN REPORTER/MIGUEL DHARMADJIE
Peringatan Hari Trisuci Waisak 2566 TB. / 2022 diadakan di berbagai Vihara, Klenteng dan Cetiya. 

Miguel Dharmadjie

Penyuluh Agama Buddha Non-PNS

Melaporkan dari makassar, Sulsel

DENGAN makin melandai dan terkendalinya pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan keagamaan dapat dilakukan secara tatap muka.

Termasuk pula peringatan Hari Trisuci Waisak 2566 TB. / 2022 yang jatuh pada tanggal 16 Mei 2022.

Peringatan Hari Trisuci Waisak 2566 TB. / 2022 diadakan diberbagai Vihara, Klenteng dan Cetiya berlangsung khusuk, khidmat dan sederhana juga menerapkan protokol kesehatan.

Puja Bakti Trisuci Waisak 2566 TB. / 2022 di Klenteng Kwan Kong (Vihara Satya Dharma) Makassar dilaksanakan secara terbatas.

Kegiatan ini dibagi ke dalam tiga sesi tata cara ibadah dengan waktu yang berbeda.

Puja Bakti Waisak secara Mahayana dilaksanakan pengurus Kwan Im Ke pada Minggu (15 Mei 2022) pagi.

Secara tradisi oleh pengurus Yayasan Klenteng Kwan Kong pada Senin (16 Mei 2022) pagi. Dan secara Theravada oleh pengurus Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar pada Senin (16 Mei 2022) siang.

Dalam Puja Bakti Waisak 2566 TB. / 2022 secara Theravada, Hikmah Waisak dibawakan oleh Ketua Bhikkhu Daerah Pembinaan (Padesanayaka) Sulsel, YM. Bhikkhu Silayatano.

Bhikkhu Silayatano mengatakan Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa agung berkenaan kehidupan Sang Buddha Gotama, yaitu : kelahiran, pencapaian penerangan sempurna, dan kemangkatan (Parinibbana).

Tiga peristiwa agung ini terjadi dalam bulan Vaisaka. Setelah Sang Buddha ber-Parinibbana, pengganti Beliau adalah Dhamma dan Vinaya.

Kelahiran kembali akan terus terjadi selama rantai karma belum dapat diputuskan. Kelahiran kembali terjadi karena nafsu keinginan yang tidak pernah terpuaskan dan tidak pernah ada habisnya.

Juga karena dalam diri manusia terdapat tiga akar kejahatan, yaitu : kebencian, keserakahan, dan kebodohan batin. 

Untuk memadamkan nafsu keinginan dan tiga akar kejahatan, kita perlu melatih  keteguhan pikiran (meditasi) dan batin.

Sehingga dapat merespon setiap fenomena kehidupan yang dihadapi dengan bijak, dapat 'tahan' terhadap fenomena yang tidak kekal dan menimbulkan penderitaan, serta dapat mencapai kebahagiaan.

Fungsi Dhamma adalah menjadi pedoman hidup bagi umat Buddha.

Dengan mempraktikkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari serta melatih meditasi dengan tekun dan intensif, kita berupaya untuk memadamkan kekotoran batin.

Karena tujuan akhir umat Buddha adalah lenyapnya kekotoran batin dan tercapainya Kebahagiaan Tertinggi (Nibbana).

“Semoga momen Waisak ini membawa perenungan bagi kita semua agar dapat mencapai Nibbana, “ pesan Bhikkhu Silayatano kepada umat.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved