Yuk ke Museum Kota Makassar, Ada Pameran Jejak Pengeran Diponegoro
Dinas Kebudayaan Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar menggelar pameran temporer.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Kebudayaan Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar menggelar pameran temporer.
Pameran mengangkat tema perjuangan Pangeran Diponegoro dengan tajuk ‘Jejak Pangeran Diponegoro: Selawesi (Selarong hingga Sulawesi)’.
Pameran digelar di Museum Kota Makassar Jl Balaikota mulai Rabu hingga Minggu (18-22/5/2022).
Baca juga: Catat Tanggalnya, IKA Smansa Angkatan 88 Makassar Bakal Gelar Liga Futsal di Jakarta
Baca juga: Jadwal Sholat Hari Ini Kamis 19 Mei 2022 untuk Wilayah Makassar dan Sekitarnya
Kegiatan dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 sampai 16.00 Wita di Ruang Pamer lantai 2.
Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi menjelaskan, pameran ini digelar untuk menghubungkan kedua masyarakat, Yogyakarta dan Makassar.
Di mana kedua masyarakat dinilai memiliki memori kolektif terkait dengan Pangeran Diponegoro.
Mengingat tokoh yang telah menjadi Pahlawan RI ini melakukan perjuangan di Yogyakarta (dan sebagian wilayah Pulau Jawa lainnya).
Kemudian menghabiskan hidupnya dalam waktu yang cukup panjang dalam pengasingan di Makassar hingga wafat dan dimakamkan di Kota Daeng, sebutan Makassar.
“Secara khusus, pameran ini ditujukan untuk menyemarakkan Hari Museum Internasional dan Hari Kebudayaan Kota Makassar,” kata Dian, via rilis, Kamis (19/5/2022).
Dian berharap pameran ini dapat mendayagunakan museum, baik di Yogyakarta maupun Makassar.
Sebagai sarana pendidikan yang terhubung dengan berbagai institusi pendidikan formal disekitarnya.
Pameran ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama menampilkan sosok Pangeran Diponegoro, tentang perjalanan hidupnya sejak lahir hingga wafat, dan Perang Diponegoro atau disebut juga Perang Jawa.
Bagian kedua terkait dengan sumber-sumber tradisional tentang sejarah Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa, yaitu Babad Diponegoro dan beberapa babad setipe lain (yang sering disebut babad Diponegaran).
Juga disajikan upaya-upaya pelestarian nilainya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.
Koleksi untuk pameran diambil dari beberapa museum di Yogyakarta, juga dari komunitas.
Selain objek, beberapa foto juga disajikan terkait dengan situs dan monumen-monumen yang ada di bekas lokasi peristiwa terkait Diponegoro dan Perang Jawa.
“Diharap pameran ini dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang perjuangan dan riwayat hidup Pangeran Diponegoro,” kata Dian.