Keluarga Raja Gowa & Bone
Cucu Raja Gowa & Bone Turun Tangan! Sepakat Lestarikan Cagar dengan Melakukan Renovasi Makam
Hal ini juga kata dia sebagai wujud kepedulian cucu Arung Sumaling dalam melestarikan cagar budaya.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Makam Arung Sumaling La Mappesangka Bin Petta Ponggawa di Desa Lalatedong Atambua, Kabupaten Maros, kini tampak terbengkalai.
Hal ini pun menjadi perhatian anak cucunya.
Tak tanggung-tanggung, cucu dan cicitnya yang berada di perantauan ramai-ramai meninjau langsung lokasi makam Arung Sumaling yang merupakan turunan langsung Raja Gowa ke 20 dan Raja Bone ke 19.
Direktur Pusat Kajian Budaya dan Ilmu Pemerintahan Indonesia (PKBIP) Hasan Basri Ambarala, mengatakan keluarga besar Arung Sumaling sepakat melakukan renovasi makam.
Hal ini juga kata dia sebagai wujud kepedulian cucu Arung Sumaling dalam melestarikan cagar budaya.
"Kami semua cicitnya di sini merencanakan memugar beberapa makam raja asal Bone dan Gowa yang ada di Maros agar bisa menjadi lestari," ujar Ambarala, Kamis (19/5/2022) via WA.
Menurutnya pemugaran makam ini tidak lain sebuah pelestarian nilai budaya.
Apalagi, La Mappesangka Arung Sumaling ini adalah turunan langsung Raja Gowa dan Raja Bone yang sangat menentang penjajah Belanda di zamannya.
Ambarala mengungkapkan kepatriotan La Mappesangka suami Besse Tanete Karaeng Bulukumpa ini membuat Belanda kalang kabut.
"Karena selain sakti tidak dimakan peluru juga membuat Belanda kalang kabut karena strategi perang yang lihai dalam peperangan yang terjadi di Sungai Segeri Barru pada zamannya," kata Ambarala menceritakan kisah turunan Raja Bone ini.
"Bayangkan saja perburuan oleh Belanda dari Bone sampai ke Atambua Maros finisnya. Barulah sang raja ini menemui ajalnya setelah ditenggelamkan di Sungai Lalatedong. Ini kisah menarik dan mengharukan," kenang Ambarala.
Karena itu, menurut Ambarala yang juga staf Ahli Gubernur Sulsel ini, menghimpun para turunan dan keluarganya dari berbagai daerah untuk memberi kontribusi memugar situs bersejarah ini.
Menurut Dr Sibali dosen senior dari Samarinda yang ikut serta dalam peninjauan, makam leluhur ini harus menjadi perhatian anak cucunya.
"Paling tidak membantu rencana pemugaran sehingga situs sejarah ini bisa lestari sepanjang masa," kata Sibali.
Paling tidak, situs ini bisa berbicara kepada generasi sekarang, jika dulu ada sang patriot yang sangat menentang penjajahan bangsanya," tambahnya.
Rencana pemugaran makam telah didiskusikan di Maros yang juga dihadiri Andi Ilham Najamudin generasi ke 6 dari Arung Sumaling yang juga putra mantan Bupati Maros Andi Nadjamudin.
Adapun Keturunan La Mappesangka ini tersebar di Soppeng, Bone, Sinjai, Bulukumba, Gowa, Luwu, Pangkep dan Maros.(*)