Ada dengan Jakarta? Proyek Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW Pindah dari Ancol ke Depok
Proyek pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW di kawasan wisata Ancol, Jakarta, bakal direlokasi ke daerah Depok, Jawa Barat.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Di ground breaking hadir kala itu, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, Sekretaris Jenderal Liga Dunia Islam Syaikh Muhammad Abdul Karim Al-Isa, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua Panitia Pembangunan Komjen Syafruddin.
Hadir pula Ketua Yayasan Wakaf Assalam Dr Nashir Az-Zahroni, sebagai institusi penyedia artefak, manuskrif, dan replika koleksi museum, dan kurator ahli dari Universitas Alazhar.
Proyeksinya konstruksi museum rampung dalam 18 bulan.
Namun karena wabah pandemi Covid-19 dan kontroversi kebijakan reklamasi lahan 110 Ha di Ancol oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, proyek ini sempat terhenti.
Museum Nabi di Indonesia adalah satu dari 3 museum sirah Rasulullah Muhammad SAW di dunia.
Yang pertama adalah Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy di Makkah dan kedua Museum Shirah Nabawiyah di sebelah barat Masjidil Haram di Kota Madinah Al Munawwarah.
Semua biaya, investasi adalah hasil pengelolaan dana waqaf dari pihak kerajaan Arab Saudi.
Pembangunan Museum Rasulullah di Indonesia adalah amanah Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Azis.
Pengelola Museum Rasulullah dan yayasan Museum as-Salamu Alayka Ayyuha an-Nabiyy memilih Indonesia sebagai negara pertama untuk lokasi pembangunan Museum Rasulullah dari 25 negara lain anggota Liga Dunia Islam.
Syafruddin menyebut, kebutuhan luas areal museum sekitar 13 ribu meter persegi.
Selain ruang pameran yang berisi benda-benda bersejarah Nabi Muhammad serta peradaban Islam, diorama sejarah kenabian sejak Nabi Adam AS hingga Rasulullah Muhammad SAW.
Di kompleks museum tersebut juga terdapat auditorium, masjid, dan lapangan luas untuk kegiatan agama serta manasik haji.
Syafruddin menyebut bahwa naskah, manuskrip, literatur, hingga benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Rasulullah serta peradaban Islam yang tersaji di dalam museum tersebut merupakan hasil dari pengumpulan yang dilakukan selama 14 tahun oleh Yayasan Wakaf Assalam.
Dikuratori ahli sejarah Islam dari Universitas Al Azhar, Kairo Mesir.(*)
Baca berita menarik dan terbaru lainnya dari Tribun-Timur.com via Google Berita atau Google News