Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis
Indra Keberagamaan 23: Kisah Tukang Cukur Langganan Rektor dan Indikator Keikhlasan
Saya meminta datangnya agak siang, bisanya pagi. Semua saya ikuti, karena ketergantungan sama dia. Itulah dalil ketergantungan membunuh kreativitas
Saya memutuskan tidak memberikan tambahan uang capek, karena saya menimbang dia tidak menjalankan tugasnya lebih banyak dari seharusnya.
Saya meminta untuk datang di hari kerja, bisanya di hari libur. Saya meminta datangnya agak siang, bisanya pagi. Semua saya ikuti, karena ketergantungan sama dia. Itulah dalil " ketergantungan membunuh kreativitas."
Pertanyaan intinya, apa yang terjadi pada saya?
Absennya keikhlasan diri! Keikhlasan dikaburkan oleh hitungan untung-rugi.
Keikhlasan dimatikan oleh kalkulasi material.
Keikhlasan dilumpuhkan oleh nalar yang berlebihan.
Keikhlasan ditimbun oleh sikap membanding-bandingkan.
Keikhlasan tidak jamin oleh perasaan yang sudah ikhlas.
Keikhlasan itu adalah "giving for granted" tanpa embel-embel.
Keikhlasan itu demi ridha Tuhan, bukan untuk tujuan supaya "impas".
Keikhlasan tidak tersenggol oleh pemberian atau balas budi.
Andai saya ikhlas hari itu, saya tancapkan dalam hati, "mudah-mudahan uang 100 ribu ini, bermakna pada dirinya.
Apapun balasan dari Tuhan karena pemberian ini, pasti yang terbaik bagi saya."
Tapi sedih juga, yang muncul di hati saya hari ini: "Sudah dikasih lebih, masih saja susah dipanggil, malas deh."
Itulah, orang-orang yang rajin berbagi, sudah melewati kepentingan sesaatnya pada sesama atau sudah jauh dari "in-return mindset".