Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Ukraina

2.000 Pasukan Ukraina Tersandera di Pabrik Baja Mariupol, Putin: Blokade Mereka

Di pabrik baja tersebut diyakini masih ada 2.000-an tentara Ukraina yang bertahan. 

Editor: Muh. Irham
AFP
Tentara Rusia sedang berpatroli di Kota Mariupol, kota yang diklaim telah dikuasai oleh Rusia 

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan, melarang tentaranya menembaki pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina. Pabrik baja tersebut merupakan benteng terakhir tentara Ukraina yang masih bertahan dari gempuran tentara Rusia.

Di pabrik baja tersebut diyakini masih ada 2.000-an tentara Ukraina yang bertahan. 

Meski tidak melakukan serangan, namun Vladimir Putin menginstruksikan tentaranya untuk memblokade kawasan itu.

Putin mengatakan, ingin pabrik itu terus diblokade secara tertutup.

Presiden Rusia memberi perintah pembatalan penyerbuan tersebut kepada Sergei Shoigu, menteri pertahanannya.

Sebelumnya, Shoigu mengatakan kepada Putin bahwa lebih dari 2.000 pejuang Ukraina masih bersembunyi di pabrik besar itu.

"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu," kata Putin kepada Shoigu, sebagaimana dilansir CNA.

"Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya."

Putin mengatakan keputusannya untuk tidak menyerbu pabrik Azovstal dimotivasi oleh keinginan untuk melindungi nyawa tentara Rusia.

"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini," katanya.

"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa lewat."

Putin juga meminta pejuang Ukraina yang tersisa di Azovstal yang belum menyerah, mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat dan akan memberikan bantuan medis kepada mereka yang terluka.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya.

80 Persen Luhansk Dikuasai Rusia

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved